Masalah di sekolah – analisis spiritual dari seorang siswa pencari Tuhan YME
Daftar isi
- 1 Pengantar
- 2 Keadaan sekolah secara umum dari perspektif spiritual
- 2.1 Sakit kepala di sekolah
- 2.2 Chanting Sangat sulit di sekolah
- 2.3 Para siswa minum alkohol dan ke sekolah dalam keadaan mabuk
- 2.4 Setiap generasi baru siswa nampaknya lebih buruk dari generasi sebelumnya
- 2.5 Tidak ada percakapan
- 2.6 Kekerasan di sekolah dan penyalahgunaan narkoba
- 2.7 Bagaimana siswa berbicara
- 2.8 Bagaimana siswa dan guru berpakaian ke sekolah
- 3 Perilaku siswa
- 4 Para guru
- 5 Rangkuman
1 Pengantar
Nama saya Ana Kolar, di tahun terakhir saya di SMA , saya tinggal di Eropa dan Saya berumur 18 tahun, saya telah menjadi seorang pencari Tuhan YME(seeker) di SSRF selama 4 tahun dan saya melakukan latihan spiritual dan chanting secara teratur, menghadiri dan memimpin satsang (perkumpulan Kebenaran Mutlak) dan melakukan layanan terhadap Kebenaran Mutlak (satsēvā).
(Catatan editor: Awal tahun 2014, Yang Mulia Dr Athavale mengumumkan bahwa Ana telah mencapai tingkat spiritual 61%.)
Contoh yang akan saya bagikan dalam artikel ini adalah tentang sekolah saya. Tujuan artikel ini adalah agar para pembaca merenungkan kondisi sekolah kita saat ini dan apakah sekolah memenuhi kebutuhan anak muda yang akan menjadi pemimpin masa depan kita. juga mempertanyakan apakah institusi pendidikan kita memenuhi tujuannya? Seperti apakah murid dan guru saat ini? Apakah institusi pendidikan dasar dan menengah dihormati dan diperhatikan seperti seharusnya? Artikel ini adalah pandangan saya tentang aspek-aspek ini. Jika ada pembaca yang mau berbagi pandangan terkait hal ini atau ingin berbagi pengalaman, mohon tulis pandangan anda melalui fasilitas Login kami.
2 Keadaan sekolah secara umum dari perspektif spiritual
2.1 Sakit kepala di sekolah
Selama empat tahun terakhir, saya mengamati bahwa saat di sekolah, saya sering menderita sakit kepala. Biasanya saya sama sekali tidak mengalami sakit kepala, karena saya masih muda dan sehat. Saya menyadari bahwa sakit kepala saya hanya akan terjadi bila berada di lingkungan yang tinggi dalam getaran Raja-Tama (energi negatif). Ketika sakit kepala di Sekolah mulai terjadi, hal itu menjadi sangat menyebalkan, sehingga saya mulai bereksperimen untuk melihat bagaimana saya bisa menyingkirkannya. Saat merasakan tanda-tanda pertama sakit kepala, kadang-kadang saya dengan cepat mencoba meninggalkan sekolah pada saat istirahat pertama dan saya akan chanting saat saya berjalan. Sakit kepala saya akan hilang tanpa minum obat apapun. Hal ini membuat saya menyadari besarnya getaran Raja-Tama di sekolah. Saat saya akan kembali ke sekolah sakit kepala akan muncul lagi. Ini terjadi pada saya hampir setiap hari.
2.2 Chanting Sangat sulit di sekolah
Chanting di sekolah sangat sulit karena pencemaran spiritual (Raja-Tama) yang ada di sana, kebisingan dan hiruk pikuk keseluruhan sekolah. Untuk menemukan tempat yang sepi untuk chanting, saat saya tidak di kelas, saya sering pergi ke perpustakaan sekolah dan mencoba chanting Nama Tuhan di sana, sambil berpura-pura belajar. Inilah satu-satunya cara agar saya bisa chanting di sekolah tanpa gangguan dan ini sangat membantu saya.
Ketika di sekolah, sering saya kehilangan fokus dan kejelasan tentang apa yang saya lakukan atau akan saya lakukan. Saya mudah bingung, yang tidak terjadi kalau saya di rumah. Hal lain yang terjadi adalah kadang-kadang tiba-tiba saya marah pada beberapa guru atau siswa, sementara di dalam kehidupan saya di luar sekolah ini hampir tidak pernah terjadi.
(Catatan editor: Tingginya Raja-Tama dapat menyebabkan orang-orang yang mendapatkan penutup energi hitam menjadi kebingungan atau marah seperti itu dan hanya dapat dieliminasi dengan chanting dan terapi penyembuhan spiritual seperti terapi air garam.)
2.3 Para siswa minum alkohol dan ke sekolah dalam keadaan mabuk
Terkadang siswa datang ke sekolah setelah minum alkohol atau mereka melewati beberapa pelajaran dan membeli minuman beralkohol di sebuah toko kecil di dekat sekolah. Adalah melanggar hukum menjual alkohol kepada anak di bawah umur dan menjualnya di dekat sekolah. Meski ada keluhan dari pihak sekolah, toko ini terus menjual alkohol kepada para siswa. Suatu ketika, seorang siswa yang mabuk karena minum alkohol jatuh menuruni tangga sekolah dan melukai dirinya sendiri. Semua orang datang untuk membantu saat itu, tapi tidak ada yang mencegahnya untuk minum atau datang ke sekolah dalam keadaan seperti itu.
2.4 Setiap generasi baru siswa nampaknya lebih buruk dari generasi sebelumnya
Saya baru saja menyelesaikan tahun ketiga SMA. Karena sekolah memberlakukan shift, tahun ketiga siswa SMA berada pada shift yang sama dengan siswa kelas satu. Saya perhatikan bahwa, secara umum, banyak siswa baru agak lebih buruk daripada kelas kita. Dari hari pertama, sebagian besar dari mereka menuntut guru secara agresif untuk membiarkan mereka pulang lebih awal dan mereka melewatkan beberapa pelajaran pada beberapa hari. Banyak siswa meninju tembok sekolah juga tanpa alasan tertentu. Mereka juga menendang pintu ruang kelas dan wajah mereka terlihat kosong. Tampak dari luar mereka mungkin memiliki pakaian dan ponsel yang bagus, tapi dari dalam, mereka tampak sangat kosong. Mereka tidak sadar akan kebutuhan untuk menghormati guru atau siswa lain di sekolah, dan tidak peduli dengan budaya apalagi Spiritualitas pada umumnya. Bisa saya bayangkan betapa buruknya generasi kita dibanding generasi siswa sekolah saat ibu saya masih muda.
(Catatan editor: Hal ini terjadi karena penurunan tingkat spiritual orang secara keseluruhan, karena kurangnya latihan spiritual di masyarakat. Saat ini kemanusiaan berada dalam keadaan spiritual terjun bebas yang menyebabkan perasaan bahwa moral dan spiritual setiap generasi baru berkurang secara spiritual bila dibandingkan dengan yang sebelumnya.)
2.5 Tidak ada percakapan
Sekolah kami adalah sekolah geologi, hidro-meteorologi dan ekologi yang mempersiapkan siswa untuk menjadi teknisi profesional di bidang ini. Ekologi mengambil tempat yang sangat penting dalam kurikulum sekolah. Meskipun demikian, banyak siswa tidak berperilaku dengan kesadaran ekologis, mereka seharusnya mereka memiliki kesadaran tersebut sebagai siswa di sekolah semacam itu. Mereka membuang sampah disembarang tempat, di halaman sekolah, di jalan, dll. Mereka malah mengolok-olok murid-murid yang mengikuti peraturan dan membuang sampah di tempat sampah. Mereka yang membuang sampah di halaman sekolah dianggap “keren.” Beruntung juga ada siswa yang melakukan hal yang benar bahkan walaupun mereka diolok-olok. Tindakan mereka merupakan tingkat kesadaran ekologis yang telah dikembangkan dalam kehidupan mereka.
Saya sering mengamati, ketika para guru tiba dan melangkah keluar dari mobil di depan sekolah, wajah mereka terlihat tertekan dan mereka menghela nafas; Seolah mengatakan bahwa mengajari siswa adalah tugas yang sulit. Hal ini cenderung menjauhkan siswa dari guru. Walaupun ada beberapa guru lebih baik dan bahkan membuat lelucon sehingga kita bisa belajar lebih mudah dan siswa merasa lebih dekat dengan mereka.
Selama istirahat, beberapa guru merokok di dekat pintu masuk sekolah karena merokok dilarang di halaman sekolah. Meskipun demikian, banyak siswa merokok di halaman sekolah tanpa ditegur, meskipun kita memiliki satpam di halaman sekolah. Seorang guru bahkan ke halaman sekolah dan merokok bersama murid-muridnya.
2.6 Kekerasan di sekolah dan penyalahgunaan narkoba
Sebelumnya polisi datang ke sekolah mungkin dua atau tiga kali per tahun. Baru-baru ini, polisi mulai datang ke sekolah lebih sering karena insiden kekerasan di kalangan siswa ketika banyak siswa baru pada tahun pertama. Suatu ketika, dua siswa memulai pertarungan sengit karena seorang siswa meminta ganja dari murid yang lain dan kemudian tidak membayarnya. Saya ingat bahwa saya mengalami sakit kepala yang hebat di sekolah hari itu dan dalam perjalanan pulang, di bus umum, saya hampir tidak dapat berdiri. Beberapa siswa lain juga merasa mual dan pusing. Ini menunjukkan kepada saya, berapa banyak pemikiran serakah dan kecanduan, serta perilaku kekerasan yang berdampak pada orang lain dan lingkungan.
(Catatan editor: Siswa yang lebih sattwika akan lebih rentan terhadap energi negatif di lingkungan).
2.7 Bagaimana siswa berbicara
Sebelumnya dilarang bagi siswa untuk menggunakan bahasa kotor atau bersumpah di sekolah. Saat ini sudah biasa. Siswa bersumpah sangat sering, bahkan di depan guru, yang mengabaikannya.
(Catatan editor: Menggunakan kata-kata kotor berjumlah 1% dosa pada skala di mana 100% dosa diakumulasikan jika seseorang melakukan pembunuhan. Guru yang mengizinkan penggunaan bahasa kotor di sekolah juga menimbulkan dosa atau Karma yang buruk).
Suatu ketika, ketika saya menghadiri kelas agama, saya mendengar dua siswa berbicara dan menggunakan banyak bahasa kotor. Pada tingkat yang halus, saya merasa bahwa setiap kata kotor yang mereka gunakan tajam seperti pisau dan mempengaruhi saya secara negatif. Saya merasakan serangan halus melalui kata-kata buruk ini. Guru yang mengajar agama (yang juga seorang imam) mengabaikan pembicaraan mereka sepenuhnya. Ketika saya di kelas lima, saya mendengar anak-anak di kelas tiga bersumpah. Sebelumnya adalah memalukan bagi seorang gadis untuk bersumpah. Sekarang, semua orang bersumpah, anak laki-laki dan perempuan sama. Bahkan beberapa siswa, yang tidak bersumpah sebelumnya, berangsur-angsur mulai bersumpah.
(Catatan editor: Untuk berada dalam Kebenaran disebut satsang, Keberadaan yang buruk disebut kusang dalam bahasa Sanskerta. Kusang mempengaruhi orang-orang secara negatif, seperti satsang mempengaruhi orang secara positif.)
Contoh lain dari pembicaraan yang tidak pantas adalah bahwa para siswa saling memanggil dengan beberapa julukan yang sangat kasar dan mereka berpikir bahwa itu “keren.” Saya merasa bahwa setiap julukan semacam itu menyebar energi negatif, yang mempengaruhi baik siswa yang menyalahgunakan maupun orang lain di sekitar mereka. Siswa juga menggunakan banyak kata slang. Begitu saya mencoba untuk juga berbicara seperti itu, karena saya merasa, saya akan berbaur dengan teman sekelas dengan lebih mudah jika saya seperti itu, tapi begitu saya mencoba, saya merasa palsu, dan terpengaruh oleh energi negatif. Setelah pengalaman itu, saya berhenti berbicara seperti itu.
(Catatan editor: Distorsi kata apa pun, yang tidak sesuai dengan bahasa asli beberapa negara dan tidak digunakan sesuai tata bahasa yang benar dapat menyebarkan energi negatif.)
2.8 Bagaimana siswa dan guru berpakaian ke sekolah
Di sekolah kami dilarang memakai celana, gaun atau rok di atas lutut, kemeja atau blus terbuka dan atasan memakai tali. Meskipun demikian, banyak siswa dan guru mengenakan pakaian jenis ini. Siswa juga banyak memakai pakaian hitam. T-shirt mereka sering kali memakai tulisan dan gambar tàmasik yang sangat jelek dan pakaian dengan gambar tengkorak. Mengenakan jeans robek dan kaos juga dianggap modis. Beberapa guru wanita mengenakan pakaian transparan yang terbuka, rok ketat dan blus dengan lubang lebar di dada.
(Catatan editor: Pakaian semacam itu memancarkan sejumlah besar frekuensi Raja-Tama (negatif) yang mempengaruhi pemakainya dan sekitarnya secara negatif.)
3 Perilaku siswa
Ada banyak masalah perilaku yang muncul pada siswa. Saat istirahat sekolah, para siswa pergi ke toilet dan merokok di sana. Jika seseorang telah mengadakan pesta ulang tahun pada hari sebelumnya, maka siswa bangga tentang bagaimana mereka mabuk, muntah di pesta dan masih belum merasa sehat.
Tidak ada rasa hormat yang ditunjukkan pada guru. Selama pembelajaran di kelas, siswa mendengarkan musik, berbicara satu sama lain atau bergosip tentang guru atau siswa.
Beberapa siswa menghindari menghadiri kelas. Mereka mendapatkan surat keterangan dokter palsu dan berbohong kepada para guru dan bahkan orang tua. Terkadang seluruh kelas memutuskan untuk tidak menghadiri kelas karena mereka belum belajar untuk ujian yang direncanakan pada hari itu. Mayoritas siswa sangat malas secara keseluruhan. Meski cerdas, nilai mereka rendah. Hal ini bertentangan dengan tugas seorang siswa. Tuhan telah memberi kita akal; Kita tidak mengalami masalah mental dan kita bisa belajar dengan baik. Namun, kita tidak menggunakannya, itu adalah dosa di hadapan Tuhan. Mereka yang berpikir bahwa mereka pintar, memiliki ego yang besar tentang hal itu. Kita siswa tidak menyadari bahwa Tuhan telah memberi kita semua: hidup, intelek, sekolah dan guru. Namun, menyia-nyiakannya tanpa rasa hormat dan rasa syukur. Hal ini menyebabkan ketidak bahagiaan atau ketidaksuksesan dalam hidup.
3.1 Perilaku bermasalah yang ditampilkan oleh siswa
- Tidak memperhatikan: Bila beberapa siswa ingin memperbaiki nilainya dan berbicara di depan kelas saat guru bertanya kepadanya, maka siswa lainnya berbicara dan tidak memperhatikannya. Hal ini menunjukkan tidak hormat kepada siswa dan guru dan menunjukkan bahwa sama sekali tidak ada sikap belajar.
- Kecurangan: Selama ujian, adalah umum untuk melihat (mencontek) kertas ujian siswa lain dan menyalin apa yang sedang dia tulis. Beberapa siswa menyembunyikan beberapa kertas kecil yang digulung dengan jawaban potensial atas berbagai pertanyaan ujian, atau saling berbisik, dll.
- Pembulian: Ada masalah dengan intimidasi dan di setiap kelas satu atau dua siswa diintimidasi/dibuli oleh orang lain sepanjang tahun.
- Ketidaktaatan: Beberapa siswa mulai bernyanyi di kelas. Ketika mereka disuruh berhenti, mereka berhenti sejenak, lalu mulai bernyanyi lagi. Ketaatan terhadap apa yang diperintahkan oleh guru sangat rendah.
- Kecanduan: Saya telah melihat beberapa siswa merokok rokok elektronik. Bila saat jam olahraga, beberapa siswa tidak hadir tetapi merokok di ruang ganti sementara seseorang berjaga-jaga untuk memperingatkan orang lain jika seorang guru datang.
- Penyalahgunaan Obat: Penyalahgunaan obat juga sering terjadi di sekolah.
4 Para guru
Berikut adalah beberapa pengamatan pada guru dimana saya merasa mereka bisa memperbaiki diri.
- Siswa diremehkan: Beberapa guru mengajar di kelas dengan tujuan membantu siswa untuk belajar. Namun, di sisi lain, ada beberapa guru yang mengajar untuk memamerkan apa yang mereka ketahui. Ketika kami mengajukan beberapa pertanyaan, mereka menertawakan kami, jadi akhirnya siswa menghindari mengajukan pertanyaan meskipun mereka tidak jelas tentang sesuatu dan yang mungkin muncul di ujian.
- Guru yang tidak siap: Beberapa guru tidak mengajar kami dengan baik. Mereka lupa untuk menghubungkan beberapa poin atau mereka mengatakannya dengan tidak benar, sehingga terkadang siswa memperbaikinya. Rasanya mereka lupa bahwa tanpa siswa mereka tidak akan bisa menjadi guru, jadi mereka bersikap lalai dan dengan cara yang superior.
- Lalai: Begitu berada di kelas agama, saya menyaksikan bagaimana sekelompok siswa menghina seorang gadis selama sekitar dua puluh menit. Selama ini, gurunya tidak memperhatikan karena sibuk membaca sesuatu di laptopnya. Dia bereaksi hanya setelah dua puluh menit untuk menghentikan penghinaan ini.
- Tidak konsisten dengan kata-katanya: Guru membuat pernyataan palsu dan membiarkan murid-murid mereka menjadi patah semangat. Suatu ketika seorang gadis ingin mendapatkan nilai tertinggi dalam matematika. Dia bertanya pada guru apa yang harus dia lakukan untuk mencapainya. Guru mengatakan bahwa jika dia mendapat nilai tertinggi dalam ujian, dia akan mendapat nilai tertinggi untuk akhir semester. Kemudian ketika gadis itu mendapatkan nilai tertinggi dalam ujian, guru kemudian menyatakan bahwa dia tidak akan mendapatkan nilai tertinggi untuk akhir semester dan perlu diuji lisan oleh guru. Seluruh kelas mengingatkan guru apa yang dia sudah katakan tapi dia hanya mengatakan bahwa dia tidak ingat mengatakan hal seperti tersebut dan mengatakan bahwa gadis itu bisa mengeluh kepada Kepala Sekolah jika dia mau.
- Kemunafikan: Guru Kimia memberi tahu kami dikelas, bagaimana minuman Cola tidak baik untuk kesehatan untuk jangka waktu lama. Ketika kelas berakhir, dia menyuruh seorang siswa untuk membeli sebotol minuman Cola untuknya.
- Bermain Favorit: Terkadang guru secara lahiriah menunjukkan bagaimana mereka menyukai beberapa siswa dan tidak menyukai yang lain. Beberapa menyukai gadis-gadis itu sementara beberapa orang lebih menyukai anak laki-laki dan, tergantung dari keinginan mereka, siswa semacam itu mendapat nilai lebih baik.
- Gosip: Karena perilaku guru yang disebutkan di atas, mereka bergosip tentang siswa dan siswa bergosip tentang guru. Melalui latihan spiritual, saya telah belajar bahwa bergosip tidak baik, karena menyebarkan energi negatif di antara kedua belah pihak. Dengan bergosip kita bisa mempengaruhi pendapat orang lain secara negatif dan bahkan menyebarkan kebohongan.
5 Rangkuman
Adanya Sekolah membuat kita bisa belajar sesuatu. Tuhan telah menciptakan alam semesta dan memungkinkan manusia untuk mengeksplorasi berbagai bidang seperti geografi, sejarah, kimia dan fisika. Ilmu-ilmu ini ada bagi kita untuk menyadari betapa sempurnanya alam semesta Tuhan dan bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta.
Misalnya, dari sejarah kita bisa belajar mengapa beberapa kerajaan hancur, bagaimana negara berkembang, bagaimana orang dulu hidup sebelumnya, dll. Dari semua ini kita harus belajar dari kesalahan kita dan tidak mengulanginya sehingga kita tidak membawa negara kita juga sampai titik kehancuran. Kita perlu bersyukur kepada Tuhan karena membuat hidup kita lebih mudah sekarang, tapi juga untuk menyadari bahwa memungkinkan untuk hidup tanpa komputer dan teknologi modern. Melalui sejarah kita juga harus menyadari bahwa penting bagi seseorang untuk spiritualitas di dalam dan bukan di luar.
Dari geografi, kita dapat mempelajari bagaimana orang-orang di seluruh dunia hidup dan mengatur kehidupan sehari-hari mereka dan keterampilan apa yang harus mereka kuasai untuk bertahan di iklim mereka untuk mengetahui kualitas apa yang dimiliki berbagai negara dan mencoba menyerapnya untuk pengembangan bangsa kita sendiri. Kita juga bisa belajar mengapa beberapa negara tidak minum alkohol atau menghormati sapi sebagai hewan suci. Jika kita menyerap kualitas seperti itu, masing-masing negara kita akan berubah menjadi lebih baik.
Sejak saya mulai merenungkan lebih dalam tentang pentingnya institusi sekolah, saya mulai menyadari betapa pentingnya hal tersebut. Namun, sayangnya, tidak ada yang mengajari kita tentang hal ini. Inilah sebabnya mengapa banyak siswa mengabaikan sekolah, memiliki nilai yang tidak memadai dan tidak menganggap serius sekolah. Saya dengan tulus berharap dan berdoa kepada Tuhan agar jumlah siswa yang membaca artikel ini maksimal dan mereka merenungkan dan bersyukur atas pentingnya sekolah sehingga mereka menghormati sekolah dan belajar dengan sukacita dalam kehidupan sehari-hari.
Saya juga berdoa agar mereka yang membuat kurikulum sekolah memasukkan Spiritualitas di dalamnya sehingga orang menyadari esensinya.
– Nona Ana Kolar, Eropa (nama samaran untuk melindungi kerahasiaan pencari pelajar SSRF ini.)