Manfaat dari latihan spiritual
Kebahagiaan Hakiki (Bliss)
Kebahagiaan Hakiki (Bliss) merupakan suatu keadaan puncak yang berada jauh di atas dan melampaui kebahagiaan biasa (happiness). Kebahagiaan yang umumnya kita jadikan sebagai acuan bagaimanapun terkait dengan dunia luar/lahiriah (eksternal). Kebahagiaan Hakiki, di sisi lain, adalah suatu pengalaman yang berkaitan dengan Jiwa (Aspek Tuhan YME dalam diri manusia) dan tidak berhubungan dengan stimulus luar/eksternal.
Dalam kehidupan, kita menemukan bahwa hal apa pun yang membuat kita bahagia memiliki potensi untuk membuat kita tidak bahagia. Untuk memahami hal ini lebih lanjut, kita harus mempelajari media di mana kita dapat mengalami kebahagiaan.
Media tersebut adalah:
- Panca indera: Ini adalah kenikmatan-kenikmatan yang diperoleh melalui pengalaman akan sentuhan, rasa, suara, penciuman atau penglihatan.
- Pikiran: Ini adalah bagian dari pemikiran seseorang yang terkait dengan emosinya (emosi dan pemikiran-pemikiran kita terjalin satu sama lainnya – pemikiran-pemikiran tidak bahagia menimbulkan perasaan yang tidak bahagia dan sebaliknya). Kenikmatan yang diperoleh melalui pemikiran jauh lebih unggul daripada yang diperoleh melalui panca indera.
- Akal budi/Intelek: Ini merupakan kemampuan pengambilan keputusan dan penalaran kita. Hal ini memungkinkan kita untuk mengalami berbagai jenis kesenangan yang secara kualitatif dan kuantitatif lebih unggul dibandingkan kebahagiaan yang diperoleh melalui pikiran.
Contoh: Mari kita mengambil contoh dari seorang ilmuwan yang telah menenggelamkan dirinya dalam penelitian. Adapun katakanlah satu hari ia memecahkan teka-teki yang telah membingungkan umat manusia selama berabad-abad – tentu saja dia merasa sangat gembira. Tapi apa yang terjadi pada kebahagiaan/ekstasinya ketika setelah beberapa saat, tepuk tangannya berhenti? Sekarang dia tidak lagi gembira – pada kenyataanya dia merasa gelisah, karena ia perlu menyibukkan diri dengan sesuatu yang baru untuk ditemukan. Atau lebih buruk lagi, ia bisa jatuh dalam keputusasaan ketika ia menemukan bahwa penemuan besarnya (misalnya: rumus energi E = mc²) telah digunakan untuk penghancuran umat manusia melalui bom atom.
Diagram ini menunjukkan bagaimana kebahagiaan yang kita rasakan melalui masing-masing media (yaitu 5 indera, pikiran, dan akal budi/intelek) yang secara bertahap menjadi lebih baik tidak hanya secara kualitatif tetapi juga berlangsung untuk jangka waktu yang lebih lama.
Namun, ketika kita mengalami Kebahagiaan Hakiki (Bliss) dari Jiwa/Roh Sejati, hal tersebut merupakan kualitas yang paling puncak dari kebahagiaan dan berlangsung tanpa batas waktu. Kebahagiaan Hakiki tidak dapat dijelaskan secara verbal dan harus dialami.
Untuk menunjukkan keterbatasan dari kata-kata, mari kita mengambil contoh dari manisnya gula. Apakah ada cara di mana kita dapat menjelaskan secara lisan betapa manisnya gula kepada seseorang yang tidak memiliki lidah? Tidak! Kita tidak dapat menemukan kata-kata yang dapat memberi kita pengalaman yang sebenarnya dari rasa gula. Sama seperti dengan Kebahagiaan Hakiki (Bliss), rasa manis pun harus dialami/dirasakan untuk dipahami. Latihan spiritual adalah satu-satunya cara agar seseorang dapat mengalami Kebahagiaan Hakiki.