Terdapat dua jenis doa tergantung dari tujuan di balik doa tersebut.
1. Doa dengan pengharapan akan hal duniawi
Hal di atas adalah variasi paling umum dari doa. Jenis doa tersebut dipanjatkan dengan pengharapan akan terpenuhinya beberapa kebutuhan duniawi. Doa tersebut bisa disertai atau tidak disertai oleh latihan spiritual lainnya.
Beberapa doa dengan pengharapan akan pencapaian duniawi akan mencakup doa-doa tentang:
- Kebutuhan – kebutuhan materi fisik seperti pekerjaan, pasangan hidup, anak, dll.
- Kebutuhan materi non-fisik seperti pulih dari penyakit, kebahagiaan, dll.
Doa-doa yang dilakukan dengan pengharapan akan beberapa manfaat duniawi umumnya dipanjatkan oleh orang-orang pada tahap awal dari perjalanan spiritual mereka. Bahkan bagi mereka yang doa-doa nya tentang manfaat duniawi dikabulkan secara rutin, pada umumnya masih dalam tahap awal di perjalanan spiritual nya. Alasannya adalah karena orang-orang di tahap pertumbuhan spiritual selanjutnya memanjatkan doa-doa hanya untuk pertumbuhan spiritual mereka seperti yang akan dijelaskan di bagian selanjutnya.
Ketika kita berdoa untuk manfaat duniawi bagi diri kita sendiri ataupun orang lain, doa tersebut mungkin akan terkabulkan, tetapi pada akhirnya kita menggunakan energi spiritual kita yang diperoleh melalui latihan spiritual. Di mana, energi spiritual tersebut bisa berasal baik dari kelahiran sekarang ini maupun dari kelahiran sebelumnya.
Orang-orang yang terus berdoa seumur hidup mereka dengan pengharapan akan pencapaian duniawi menggunakan doa sebagai sebuah alat untuk mendapatkan sesuatu yang kecil dari Tuhan YME, bila dibandingkan dengan berusaha untuk meningkatkan latihan spiritual mereka untuk memperoleh rahmat karunia Tuhan YME yang terus-menerus dan mencakup segalanya. Kerugian penting dari jenis doa ini adalah, seseorang cenderung tetap terjebak dalam hasrat-hasrat dan keinginan duniawi dan bukannya melampaui hal tersebut untuk berserah diri kepada kehendak Tuhan YME serta mampu bersandar pada-Nya untuk menyediakan sesuai dengan kebutuhan kita (dan bukan sesuai dengan keinginan kita).
2. Doa tanpa pengharapan akan hal-hal duniawi (murni untuk pertumbuhan spiritual)
Jenis doa ini dipanjatkan oleh para pencari Tuhan YME yang serius tentang perjalanan spiritual mereka. Dalam doa-doa tersebut juga terdapat suatu permohonan kepada Tuhan YME, tetapi bukan tentang pengharapan akan hal-hal duniawi. Pengharapan (ekspektasi) nya lebih tentang mampu melakukan latihan spiritual yang lebih baik untuk meraih kemajuan spiritual. Para pencari Tuhan mungkin juga berdoa untuk mengatasi rintangan-rintangan dalam latihan spiritual mereka, menurunkan ego mereka, dsb.
Para pencari Tuhan YME yang berdoa tanpa pengharapan akan hal-hal duniawi memiliki manfaat ganda dari diberkati dengan kemajuan spiritual serta kebutuhan materi mereka dipenuhi Tuhan sesuai dengan kebutuhan mereka. Di sini, sebagaimana orang yang berdoa tersebut jauh lebih berserah diri dibanding orang yang berdoa dengan pengharapan akan hal-hal duniawi, maka ia juga mampu mengakses jauh lebih banyak rahmat karunia Tuhan YME. Penyerahan diri tersebut juga berkontribusi terhadap peluruhan (disolusi) dari pikiran, akal budi (intelek) dan ego. Kedua faktor ini menghasilkan kemajuan spiritual yang pesat.
3. Perbandingan antara dua jenis doa tersebut
Doa dengan pengharapan akan hal duniawi |
Doa tanpa pengharapan akan |
---|---|
|
|
|
|
|
|
4. Bagaimana bentuk doa berubah ketika seorang pencari Tuhan YME tumbuh secara spiritual
Aspek kehidupan |
Dengan pengharapan |
Tanpa pengharapan (murni untuk |
---|---|---|
|
Ya Tuhan YME, saya baru saja menyelesaikan wawancara, mohon izinkan saya mendapatkan perkerjaan tersebut. Saya benar-benar membutuhkannya! | Ya Tuhan YME, saya baru saja menyelesaikan wawancara, dan saya mempercayakan hasilnya di kaki-Mu. Mohon berkatilah saya dengan kekuatan untuk menerima hasilnya sesuai dengan kehendak-Mu. |
|
Ya Tuhan YME, saya mencintai orang ini. Mohon buatlah orang itu mencintai saya seperti saya mencintainya atau bahkan lebih. | Ya Tuhan YME, Engkau tahu yang terbaik apakah orang ini ditujukan bagi saya. Saya juga mengetahui bahwa apakah saya menemukan pasangan hidup atau tidak dalam kehidupan ini, sesuai dengan takdir saya. Tetapi mohon lindungilah latihan spiritual saya di jalan manapun. |
|
Ya Tuhan YME, saya sanggup menanggung penyakit ini. Mohon sembuhkanlah saya. | Ya Tuhan YME, mohon berikanlah saya kekuatan untuk menanggung sakit ini supaya hal ini tidak mengalihkan perhatian saya dari latihan spiritual. |
|
Ya Tuhan YME, tolong selamatkanlah anak saya. Saya akan melakukan apa pun. Jika Engkau menyelamatkan anak saya, saya akan menyumbangkan setengah dari gaji saya berikutnya ke panti asuhan. | Ya Tuhan YME, anak saya sakit parah. Kami telah melakukan semua yang kami bisa – Saya tahu Engkau jauh lebih mengasihinya daripada saya – Saya serahkan dia kepada rencana-Mu. |
|
Ya Tuhan YME, ini adalah bagian dari kehidupan saya yang paling menyakitkan. Mohon selamatkanlah saya dari hal ini. | Ya Tuhan YME, mohon berikanlah saya kekuatan untuk menahan rasa sakit ini dan izinkanlah saya belajar apa yang perlu saya pelajari pada tingkatan spiritual. Mohon biarkanlah latihan spiritual saya terus berlanjut tanpa mendapatkan hambatan. |
|
Umumnya tidak ada | Ya Tuhan YME, mohon izinkan saya untuk mengingat-Mu terus menerus dalam kebahagiaan saya dan hanya Engkau-lah yang memberkati saya dengan kebahagiaan tersebut. Semoga saya merindukan Engkau sama seperti ketika saya tidak bahagia. |
|
Umumnya tidak ada | Ya Tuhan YME, rasa syukur saya kepada Mu karena memberikan saya satu hari lagi untuk melakukan latihan spiritual. Mohon izinkan saya untuk melayani-Mu sesuai dengan kehendak-Mu dan berkatilah saya dengan kapasitas untuk meningkatkan latihan spiritual. |
5. Panduan dari Yang Mulia Dr. Athavale terkait berdoa dengan dan tanpa ekspektasi
1. Orang pada umumnya: Seseorang yang menginginkan sesuatu di kehidupan duniawi berdoa pada Tuhan. Ia tidak memahami bahwa tanpa devosi (pengabdian), Tuhan tidak akan memberikan apapun walau ia berdoa. Ketika seseorang tidak mendapat apa-apa walau telah berdoa berulang kali, imannya pada Tuhan berkurang.
2. Mereka yang melakukan latihan spiritual melalui Bhaktiyoga (Jalan Devosi): Selain pencari Tuhan yang mengikuti Bhaktiyoga (Jalan Devosi), mereka yang melakukan latihan spiritual melalui jalan lainnya seperti Jalan Tindakan (Karmayoga), Jalan Pengetahuan (Dnyanyoga), dsb., kebanyakan tidak berdoa.
A. Ia tidak memahami bahwa tanpa devosi (pengabdian) sejati dan bhav (perasaan/emosi spiritual) dalam doa, Tuhan tidak akan memberi apa yang diharapkan.
B. Ia tidak memahami bahwa karena segala sesuatu terjadi sesuai kehendak Tuhan YME, tak ada maknanya untuk memohon sesuai kehendak diri kita sendiri. Latihan spiritual sejatinya dilakukan hanya untuk meluruhkan keinginan pribadi kita.
C. Karena banyak orang tidak tahu apa yang harus dimohonkan, jika apa yang mereka minta tidak mendukung latihan spiritual, Tuhan tidak akan memberi.
D. Manfaat terpenting dari berdoa adalah hal itu membantu mengurangi ego kita.
E. Jikapun kita ingin berdoa pada Tuhan, hal berikut adalah permohonan doa yang tepat – ‘Bantulah saya untuk melakukan latihan spiritual’.
F. Setelah mengalami kemajuan spiritual, seorang penyembah Tuhan tidak lagi memohon apapun dari Tuhan; karena ia tahu bahwa ‘Tuhan akan memberi padanya apa yang diperlukan pada waktu yang tepat’.
– Yang Mulia Dr. Athavale
6. Dalam rangkuman
Dalam rangkuman, berikut ini adalah patokan yang dapat diingat seseorang ketika memanjatkan sebuah doa:
- Jika doa tersebut berkaitan dengan meningkatkan kepuasan panca indra, pikiran, dan akal budi, maka itu merupakan sebuah doa dengan pengharapan/ekspektasi akan hal-hal duniawi.
- Jika doa tersebut berkaitan dengan membuat upaya-upaya untuk merasakan keberadaan Jiwa (Roh Sejati/Atma), yakni prinsip Tuhan YME di dalam diri kita, maka itu merupakan sebuah doa tanpa pengharapan/ekspektasi akan hal duniawi.