Bagaimana saya berjuang selama 7 tahun untuk sembuh dari skizofrenia

Studi kasus ini seperti secercah harapan bagi penderita skizofrenia dan menunjukkan bagaimanapun parahnya kasus penyakit mental dapat disembuhkan melalui upaya seseorang dalam latihan spiritual dan metode penyembuhan spiritual.

Ringkasan Singkat

Joanna (bukan nama sebenarnya) menderita skizofrenia pada usia 37 tahun. Secara internal, dia merasa hal itu disebabkan oleh kerasukan setan. Namun, suami dan anggota keluarganya yang lain menolak pernyataan tersebut dan menganggapnya mengada – ada. Joanna telah menjalani perawatan medis, namun hal itu tidak membantu mengatasi gejalanya. Sebaliknya, penyakitnya berulang kali kambuh, dan dia harus dirawat di rumah sakit selama berbulan-bulan. Pada tahun-tahun berikutnya, dia harus berjuang melawan penyakitnya sendirian karena pernikahannya berakhir dengan perceraian, selain itu dia juga kehilangan hubungan dengan anak-anaknya. Kasusnya parah, dia mengalami halusinasi, menyerang orang lain, dan juga mencoba bunuh diri. Di saat-saat sehat, dia berjuang sekuat tenaga mencari terapi spiritual di internet.

Setelah hampir 7 tahun dia menemukan situs SSRF untuk pertama kalinya. Baginya hal itu merupakan secercah harapan, apa yang selama ini dia cari, di sini dia mendapatkan informasi secara rinci tentang terapi penyembuhan mandiri seperti menyebut Nama Tuhan. Joanna segera melakukan panduan dari situs SSRF dan melakukan berbagai solusi dengan penuh keyakinan. Dalam waktu singkat, segalanya mulai membaik, dan dia kembali normal dalam beberapa bulan.

Berdasarkan Penelitian spiritual didapatkan hasil bahwa skizofrenia sebagian besar disebabkan oleh sebab-sebab spiritual seperti kerasukan setan dan masalah yang disebabkan oleh leluhur yang telah meninggal. Jika anggota keluarga membantu pasien untuk menggabungkan solusi penyembuhan spiritual dengan pengobatan konvensional, kemungkinan untuk sembuh dari skizofrenia lebih besar.

  • Skip ke solusi penyembuhan spiritual 

1. Pengantar studi kasus untuk penyembuhan skizofrenia

Menurut Mayo Clinic, skizofrenia adalah gangguan mental serius yang merupakan kombinasi dari halusinasi, delusi, dan gangguan pemikiran serta perilaku yang sangat tidak teratur yang mengganggu fungsi sehari-hari dan dapat melumpuhkan (Mayo Clinic, 2020). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 21 juta orang di seluruh dunia menderita skizofrenia (12 juta laki-laki dan 9 juta perempuan) (WHO, 2020).

Selama ini Skizofrenia dianggap sebagai salah satu penyakit mental yang paling kronis dan mahal, menghabiskan puluhan miliar dolar per tahun untuk pengobatannya serta biaya sosial dan keluarga. Obat anti-psikotik secara umum merupakan pengobatan yang direkomendasikan untuk skizofrenia. Namun, penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan skizofrenia terjadi pada pasien yang mengalami pengurangan/penghentian pengobatan setelah satu episode psikosis sebesar 80% dalam jangka waktu 12 bulan dan 95% dalam jangka waktu 24 bulan (Emsley, Bonginkosi, Asmal, & Harvey, 2013).

Kalangan medis tidak mengetahui dengan pasti apa yang menyebabkan gangguan mental ini pada manusia – apakah disebabkan oleh genetika, kimia otak, atau lingkungan di mana dia tinggal. Namun, jika seseorang mengalaminya, hal ini akan melemahkan, terutama karena tidak ada cara yang pasti untuk mencegah skizofrenia. Seringkali, penyakit ini memerlukan pengobatan seumur hidup. Jika dibiarkan, hal ini dapat mengakibatkan masalah serius di berbagai tingkatan.

Meskipun ilmu pengetahuan modern belum mampu mendiagnosis penyebab sebenarnya dari skizofrenia, namun penelitian spiritual dengan menggunakan indra keenam tingkat lanjut menunjukkan bahwa hal tersebut terutama disebabkan karena faktor spiritual.

Berikut adalah salah satu studi kasus Joanna dari Jerman. Dia menyampaikan kisahnya dengan kata-katanya sendiri. Dia menceritakan 7 tahun penderitaan akibat kasus skizofrenia yang parah dan bagaimana dia dapat kembali menjalani kehidupan normal dalam beberapa bulan setelah mendapatkan situs SSRF dan menerapkan langkah-langkah spiritual yang tepat. Hal ini karena dia memahami akar penyebab sebenarnya di balik skizofrenia yang dideritanya dan memiliki keyakinan untuk menerapkan tindakan spiritual yang benar.

Catatan : Untuk mengetahui penelitian spiritual mengenai skizofrenia, silakan klik di sini.

2. Masa kanak-kanak, tahun-tahun pembentukan dan munculnya pemikiran spiritual

Saya lahir di Berlin, Jerman, ibu saya seorang penganut Protestan dan ayah seorang Muslim. Saya memiliki seorang kakak laki-laki. Di keluarga saya, tidak ada seorang pun yang melakukan latihan spiritual. Namun, di sekolah, saya diperkenalkan dengan Gereja. Saya senang pergi ke Gereja dan mencoba merasakan kehadiran Tuhan. Sepanjang masa kanak-kanak saya, saya memiliki kecenderungan spiritual. Selanjutnya, saya bertemu calon suami saya, dan kami mulai pacaran. Hal ini menimbulkan masalah karena ayah saya menentang hubungan tersebut. Saat itu adalah masa-masa sulit bagi saya karena saya ingin hidup bersama calon suami saya. Saya tidak dapat menghubungi ibu saya, yang sakit jiwa di rumah sakit, dan karena kondisi ibu saya, orang tua saya berpisah.

Karena permasalahan di rumah, saya terpaksa meninggalkan rumah, mengakhiri hubungan dengan ayah dan kakak laki-laki saya. Pada tahun 1990, saya mulai bekerja pada tim administrasi Departemen Kepolisian. Pada tahun 1994, saya menikah, dan kami dikaruniai dua anak – laki-laki dan perempuan. Pada periode ini, hidup saya segalanya terasa lancar dan sempurna dari sudut pandang duniawi. Saya tidak pernah membayangkan hal buruk menimpa saya, yang akan menjungkirbalikkan seluruh hidup saya.

3. Mimpi buruk dan mulai mengalami tanda-tanda halusinasi

Keluarga saya memiliki riwayat masalah kesehatan mental.

Ibu saya dulunya mengalami ketidakstabilan mental sehingga dia berperilaku aneh dan harus dirawat di rumah sakit. Hal ini membuat hubungan ayah dan ibu saya renggang, dan mereka akhirnya bercerai pada tahun 1976. Saya sendiri tidak pernah mengalami hal seperti ini. Namun setelah menikah, saya kadang-kadang mendengar suara-suara yang datang secara tiba-tiba. Namun hal itu hanya bersifat sementara dan tidak tentu datangnya, jadi saya mengabaikannya dan tidak memikirkan apa pun.

Namun pada bulan Januari 2007, saya mengingat dengan jelas mimpi buruk yang membuat saya merasa dirasuki oleh energi negatif. Saat itu, saya belum memahami dimensi spiritual atau apa yang dimaksud dengan kerasukan setan. Saya juga sama sekali tidak mengenal Spiritualitas. Meskipun begitu, ada pemahaman bawaan bahwa saya dirasuki karena saya dapat melihat energi negatif dan dapat merasakan sentuhan serta kehadirannya di dalam dan di sekitar saya sepanjang waktu. Sejak saat pertama, sangat jelas bagi saya bahwa saya terkena dampak negatifnya. Saya merasakan sesuatu di luar diri saya dan tiba-tiba ada di dalam diri saya dan mulai mengendalikan saya. Meskipun saya menyadari adanya kehadiran dalam diri saya, saya tidak punya kemampuan untuk menghentikannya. Rasanya seperti ada pemikiran, perilaku, pikiran dan perasaan yang tidak biasa (yang bukan milik saya) dipaksakan pada saya, dan diri saya yang sebenarnya telah diambil alih oleh entitas tersebut.

4. Awal perjuangan saya melawan skizofrenia dan hancurnya kehidupan keluarga

Dengan adanya mimpi buruk ini, perjuangan saya selama 7 tahun melawan skizofrenia dimulai. Saya tidak bisa lagi menjalani kehidupan normal, memenuhi kewajiban saya terhadap keluarga atau pergi ke tempat kerja.

Saya mulai mengalami halusinasi yang parah, mendengar suara-suara jahat, merasakan sentuhan di tubuh saya, dll. Penderitaan yang saya alami ini begitu besar sehingga saya tidak dapat mengatasinya. Hanya dalam semalam, seluruh dunia saya mulai runtuh. Misalnya saja, saya tidak tahan terhadap kebisingan atau orang-orang di sekitar saya. Jika ada orang yang mendekati saya, saya akan mulai panik dan menyuruh mereka untuk tidak berbicara terlalu keras.

Energi negatif terus menerus berada di kepala saya, memberi perintah jahat dan mengancam saya dengan konsekuensi yang mengerikan (seperti melukai diri sendiri) jika saya tidak mematuhinya. Saya takut dengan ancaman seperti itu, dan terkadang, saya terbaring membeku di tempat tidur selama berjam-jam.

Saya berusaha keras untuk menjauhkan keluarga saya dari situasi ini karena saya tidak ingin membebani mereka, selain itu mereka juga tidak bisa membantu saya. Suami saya tidak percaya bahwa saya kerasukan, dan dia dengan tegas menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pembicaraan tentang kerasukan setan. Dia mencari bantuan medis konvensional dan tidak mengizinkan saya melakukan hal spiritual atau mendapatkan bantuan spiritual. Saya berada dalam situasi normal selama beberapa jam sehari, namun seringkali, saya tidak menjadi diri saya sendiri dan akan mengalami serangan skizofrenia. Ketika saya dalam keadaan normal, saya berjuang sekuat tenaga mencoba memberi tahu suami saya bahwa penyebabnya adalah spiritual, namun hal itu hanya menyebabkan pertengkaran lebih lanjut.

Setelah beberapa minggu berjuang terus-menerus, saya benar-benar kelelahan dan akhirnya pingsan di rumah. Ketika saya tidak sadarkan diri dalam waktu yang lama, suami saya akhirnya membawa saya ke rumah sakit. Di sana saya diperiksa untuk mengetahui adanya obat-obatan dan alkohol dalam darah saya, tetapi dokter tidak menemukan apa pun yang dapat menjelaskan kondisi saya. Jadi, mereka hanya menunggu sampai saya sadar sendiri setelah 2-3 hari.

Keluarga saya, teman dekat maupun dokter tidak percaya bahwa saya kerasukan. Namun, para dokter bingung mengenai diagnosis yang benar. Mereka terombang-ambing antara mendiagnosisnya sebagai skizofrenia, gangguan kepribadian, dan psikosis. Para dokter mengatakan tidak tahu harus menyebutnya apa. Para dokter tidak menemukan obat yang cocok untuk menyembuhkan kondisi saya. Pada akhirnya, saya menyerah untuk menjelaskan keadaan saya yang sebenarnya kepada mereka. Saya baru mengetahui bahwa kondisi ini disebabkan oleh energi negatif.

Karena tidak ada yang percaya kepada saya, dan teman-teman serta keluarga saya tidak bisa melakukan apapun, saya terus berusaha melindungi diri saya dari kerasukan setan yang saya alami dengan seluruh kekuatan yang saya miliki. Saya mencari bantuan spiritual secara online tetapi tidak menemukan solusi yang tepat. Saya sangat putus asa karena sepertinya tidak ada pertolongan sama sekali.

5. Gejala skizofrenia saya kambuh dan dirawat di rumah sakit

Pada tahun 2007, setelah dirawat di rumah sakit selama 4-5 bulan, saya untuk sementara diperbolehkan pulang ke rumah. Namun pada tahun 2008, gejala skizofrenia saya kambuh lagi. Saya harus dirawat di rumah sakit lagi. Kali ini, saya dirawat di rumah sakit selama satu tahun hingga Desember 2009. Semuanya dimulai lagi dengan kekuatan yang sama. Saya harus tinggal di bangsal psikiatri yang terkunci tanpa harapan akan kesembuhan karena tidak ada obat yang dapat membantu.

Kehilangan teman dan keluarga karena skizofrenia

Terlepas dari semua upaya saya untuk menanggung semuanya sendiri dan tidak ingin membebani orang lain, pernikahan saya berakhir. Selama di rumah sakit, kadang-kadang, saya diizinkan pulang. Saya terkejut saat mengetahui suami saya telah mengganti kunci rumah, dan saya dilarang berkomunikasi dengan anak-anak saya. Suami mengusir saya ke luar hanya dengan 200 Euro, dan dia juga mengajukan gugatan cerai. Dia memanipulasi situasi untuk keuntungannya, menggunakan bantuan pengacara untuk proses perceraian. Anak-anak saya sangat takut kepada saya, dan mereka mulai menjauhi saya. Teman-teman saya benar-benar berhenti menghubungi saya.

Entah bagaimana, saya bisa kembali bekerja di pekerjaan lama saya sebagai pegawai negeri. Namun, saya hanya bisa bekerja selama dua minggu sebelum kondisi saya tidak terkendali. Setelah itu, saya diberikan cuti sakit yang dibayar. Selama periode ini, saya mencari apartemen, yang saya dapatkan pada bulan Februari 2010.

Timbulnya pikiran dan tindakan untuk bunuh diri

Saya ditinggalkan sendirian. Meski saat itu saya belum mengetahui apa-apa tentang konsep takdir (karma), namun saya menerima keadaan ini sebaik mungkin. Periode ini diikuti oleh tiga tahun (dari 2009-2012) di mana saya keluar masuk bangsal psikiatri rumah sakit. Saat itu, saya ingin bunuh diri dan tidak bisa tinggal di apartemen saya sendiri dan juga tidak bisa bekerja. Para dokter juga menyerah sepenuhnya atas kondisi saya.

Gejala baru muncul setiap hari; misalnya, saya tidak dapat mengendalikan diri, saya mandi dengan air panas, hingga badan saya terbakar dan pingsan. Contoh lainnya adalah tiga kali entitas yang merasuki tidak mengizinkan saya makan atau minum apapun selama hampir dua minggu. Saya masih tidak mengerti bagaimana dan mengapa saya tidak mati karena kekurangan air.

Saya ditahan di bangsal psikiatri rumah sakit yang terkunci karena ada risiko saya menyakiti diri sendiri dan orang lain. Energi yang merasuki mengendalikan saya seperti boneka. Misalnya, karena pengaruh energi negatif, saya menyerang staf rumah sakit dan terkadang juga sesama pasien. Oleh karena itu, saya dikurung di tempat tidur selama beberapa minggu, yang mencegah perilaku seperti itu namun menyebabkan rasa sakit fisik yang luar biasa.

Bagaimana saya berjuang selama 7 tahun untuk sembuh dari skizofreniaTerlepas dari betapa parahnya situasi saya, saya melihat tangan Tuhan bekerja. Seperti disebutkan di atas, saya mendapat cuti sakit yang dibayar sejak tahun 2009. Saya juga memiliki asuransi kesehatan, sehingga saya punya uang untuk membayar tagihan.

Ketika saya akhirnya dibebaskan kembali pada tahun 2010, saya berlari telanjang melewati lorong dan mencoba bunuh diri dengan berlari ke jalan yang ramai. Secara internal, saya sangat putus asa karena saya adalah orang yang cinta damai, namun secara lahiriah, saya terpaksa melakukan tindakan kekerasan berulang kali. Sangatlah berat untuk menahan energi dan entitas negatif di tubuh saya secara terus menerus. Selain itu, saya menjadi lemah karena mereka tidak mengizinkan saya tidur selama beberapa hari berturut-turut. Meskipun saya sering ditahan di rumah sakit, saya mendapati bangsal psikiatris sebagai tempat berlindung karena keluarga saya dapat dijauhkan dari situasi ini.

Beban keuangan

Sekitar tahun 2010, saya mulai menerima tagihan pengobatan dari rumah sakit. Total tagihan adalah 7000 Euro. Namun, sebelum saya dapat membayar tagihan, skizofrenia saya meningkat ke tingkat yang serius. Saya mulai membeli pakaian dan barang-barang lainnya (yang tidak saya perlukan sama sekali) secara kompulsif dan memenuhi apartemen saya dengan barang-barang tersebut. Saya tidak sadar akan apa yang saya lakukan karena saya berada dalam kondisi kerasukan penuh. Saya tidak hanya menghabiskan 7000 Euro yang saya miliki, tetapi saya juga menghabiskan 2000 Euro lebih banyak, jadi saya mempunyai hutang sebesar 9000 Euro. Selain tagihan rumah sakit dan tagihan toko online, mantan suami saya mulai menuntut agar saya membayar setengah dari pinjaman rumah. Karena kondisi saya, saya belum membayar untuk rumah tersebut. Jadi, dia meminta saya membayar 500 Euro setiap bulan (untuk berkontribusi terhadap pinjaman rumah). Dia juga ingin saya memberinya rumah kami. Padahal saya sudah tidak tinggal di sana. Dia berkonsultasi dengan seorang pengacara, dan secara hukum dia menang, karena saya juga merupakan pemilik rumah tersebut.

Saya dikelilingi oleh masalah keuangan, psikologis dan fisik yang melumpuhkan. Satu-satunya hal yang saya miliki adalah berserah diri kepada Tuhan!

6. Mencapai titik terendah karena skizofrenia namun mendapatkan bantuan

Saya dikeluarkan dari rumah sakit beberapa kali karena masalah mental yang saya miliki dianggap tidak dapat disembuhkan. Suatu kali, ketika hal ini terjadi, saya tidak dapat kembali ke apartemen baru saya, di mana saya tinggal sendirian karena saya berhalusinasi, saya mencium bau gas sepanjang waktu, dan rasanya segala sesuatu di sekitar saya terbakar. Saya sangat paranoid sehingga saya meninggalkan rumah dan akhirnya tinggal di jalanan. Saya mulai berhalusinasi bahwa rumah saya terbakar.

Bagaimana saya berjuang selama 7 tahun untuk sembuh dari skizofrenia

Sebagai akibatnya, saya terpaksa berjalan tanpa alas kaki melintasi kota selama 3 hari tiga malam tanpa berhenti dan tidur. Berat badan saya sekarang hanya 48 kilogram dan hampir sepenuhnya hancur. Tanpa makanan, air dan uang, iblis dalam diri saya pada akhirnya menjadikan saya kehilangan tempat tinggal, meskipun saya sudah mempunyai apartemen baru dan penghasilan tetap dari pensiun dini. Saya tidak bisa meminta bantuan kepada mantan keluarga atau teman saya karena mereka tidak mau terlibat dalam situasi saya dan menolak membantu.

Setelah berminggu-minggu putus asa, rumah sakit menerima saya kembali karena saya tidak melihat cara lain untuk keluar dari keadaan ini. Selain itu, saya tidak tahu dari mana mendapatkan kekuatan untuk terus hidup seperti ini sampai saya meninggal. Saat itu, saya baru berusia 40 tahun.

Skizofrenia terus meningkat intensitasnya, dan saya harus berjuang setiap menit untuk tidak menyerang secara fisik atau bahkan membunuh sesama pasien. Berkali-kali, saya harus diikat ke tempat tidur, dan pintu tetap terkunci.

Mendapatkan penjaga dan bantuan yang sangat saya butuhkan

Staf rumah sakit baik kepada saya. Mereka mengamati bahwa saya berada dalam masalah serius, dan saya memiliki banyak tagihan dan permasalahan hukum. Karena sakit jiwa, saya sama sekali tidak siap menghadapi situasi ini. Jadi, rumah sakit menghubungi pemerintah untuk mendapatkan penjaga bagi saya dari departemen hukum pemerintah yang dapat menangani dokumen saya. Pemerintah menilai situasi saya dan memberikan uang saku sehingga saya bisa mendapatkan bantuan dari seorang penjaga wanita yang membantu saya mengurus surat-surat, tagihan, dan permasalahan hukum. Pemerintah membayar layanan ini. Wanita penjaga ini datang untuk membantu saya pada tahun 2011, dan dia mulai menulis surat ke rumah sakit, perusahaan online, bank, dll., kepada siapa saya berhutang uang untuk memberi saya waktu agar dapat mengatur keuangan. Karena jasanya, perusahaan mau menunggu selama dua tahun untuk pembayaran. Saya merasa ini hanya mungkin terjadi karena campur tangan Tuhan.

Setelah memahami kasus saya, dia juga menulis kepada pemerintah untuk menyewa pengacara guna membantu saya mengatasi masalah dengan suami saya dan uang yang dimintanya untuk membayar rumah, dll. Pemerintah memeriksa kasus saya dan memberikan tunjangan untuk pengacara juga. Jadi, pada tahun 2011, saya mendapat bantuan dari 2 orang, – seorang pelayan hukum dan seorang pengacara.

Saya adalah orang yang taat hukum, namun entitas yang merasuki selanjutnya memaksa saya melakukan banyak kejahatan. Ini dimulai secara tiba-tiba dan berhenti tiba-tiba setelah enam bulan. Namun, kerusakan telah terjadi, dan saya diliputi rasa bersalah yang semakin menambah tekanan mental saya.

Namun Tuhan tetap melindungi saya, dan saya tidak dimasukkan ke dalam penjara karena hakim menyatakan saya tidak bersalah karena alasan sakit jiwa. Tuhan juga melindungi saya dari penempatan seumur hidup di bangsal psikiatri tertutup, yang telah diperiksa dan ditolak. Saya sangat berterima kasih kepada hakim atas hal itu, karena jika hal itu terjadi, selain perampasan kebebasan, saya pasti tidak akan menemukan Spiritual Science Research Foundation (SSRF).

Pada tahun 2011, penjaga wanita menyarankan saya untuk pindah dari apartemen tempat saya tinggal sendirian (saat saya tidak dirawat di rumah sakit) ke fasilitas terapi untuk orang yang sakit jiwa karena tidak aman bagi saya untuk tinggal sendirian di apartemen.

Pengacara membantu saya bercerai dari suami saya pada tahun 2012, dan saya menerima tunjangan. Hal ini, bersama dengan beberapa aspek penyelesaian perceraian lainnya, memungkinkan saya membayar utang-utang saya. Namun, saya tetap harus membayar rumah tersebut.

7. Bagaimana saya memenangkan pertarungan dan menemukan penyembuhan untuk skizofrenia saya

Pada tahun 2012, kondisi skizofrenia yang saya alami mulai mereda secara tiba-tiba. Saya merasakan entitas yang merasuki berhenti bermanifestasi, dan kondisi pikiran saya kembali normal. Yang mengejutkan semua orang, saya bisa meninggalkan rumah sakit setelah beberapa minggu.

Bagaimana saya berjuang selama 7 tahun untuk sembuh dari skizofreniaKarena khawatir penyakit saya akan kambuh lagi, saya pindah ke fasilitas terapi untuk orang-orang yang menderita sakit mental dan saya tidak tahu bagaimana kehidupan saya akan berlanjut karena saya tidak ingin tinggal lama di sana. Saya merasa  bahwa manifestasi dan skizofrenia dapat terjadi lagi kapan saja, namun tujuan saya adalah menjalani kehidupan normal kembali.

Karena saya sempat waras, dan khawatir kondisi saya kambuh, saya berusaha sekuat tenaga mencari bantuan di Internet untuk mendapatkan bantuan dari orang-orang yang berlatar belakang spiritual, karena saya yakin hanya bantuan spiritual yang bisa memberikan solusi. Saya melakukan pencarian dengan cara ini setiap kali saya cukup sehat untuk melakukannya sejak tahun 2007, dan saya beruntung bisa berkenalan dengan berbagai orang yang sangat baik dan penuh kasih. Namun, pengetahuan yang mereka sampaikan kepada saya terbatas cakupannya.

Menemukan situs web SSRF

Pada bulan April 2013, kondisi saya kambuh pada level ringan. Kali ini saya  masih bisa berpikir jernih. Jadi, saya mulai mencari lagi di Internet solusi spiritual untuk kerasukan setan. Halaman pertama yang muncul adalah website SSRF.

Apapun alasannya, pencarian saya sebelumnya di Internet tidak mengarahkan saya ke SSRF. Namun kali ini, saya menemukan bantuan yang saya cari! Artikel pertama yang saya baca membahas tentang kerasukan setan dan terapi dengan menyebut dan mengulang Nama Tuhan (pengulangan nama Tuhan – Om Namo Bhagwate Vasudevaya dan Shri Gurudev Datta). Saya bahkan belum selesai membaca kalimat-kalimat ini ketika saya mendapati diri saya sedang melantunkan chanting di dalam hati.

Gejala kerasukan setan sama seperti skizofrenia

Bagaimana saya berjuang selama 7 tahun untuk sembuh dari skizofreniaJalan penyembuhan dan kepositifan baru terbuka bagi saya, dan saya berserah diri sepenuhnya. Segala sesuatu yang tertulis di situs web tentang penderitaan dan energi negatif sama seperti yang ada dalam diri saya karena saya telah mengalami setiap bagiannya dan menderita persis seperti yang mereka gambarkan tersebut selama enam tahun. Saya merasa setiap kata yang tertulis di situs SSRF adalah kebenaran dan saya akhirnya sampai pada suatu tempat yang dapat menyembuhkan saya sepenuhnya.

Saya segera mendaftar di website tersebut, membaca semua artikel dan mengajukan banyak pertanyaan menggunakan fasilitas hubungi kami, yang dijawab dengan sangat cepat dan penuh kesabaran oleh Tim SSRF.

Penderitaan saya awalnya meningkat dengan munculnya beberapa gejala ketika saya memulai latihan spiritual

Awalnya, pada beberapa minggu pertama saat menerapkan panduan spiritual yang diberikan SSRF, serangan semakin meningkat karena energi negatif ingin menghalangi saya untuk menerima perlindungan dan melakukan latihan spiritual. Namun para pencari Tuhan YME yang penuh kasih dari SSRF menemani saya melewati kesulitan-kesulitan tersebut, dan saya secara konsisten tetap berada di jalur ini, karena saya tidak mau menyerah. Saya tahu inilah saatnya.

Saya dengan sepenuh hati fokus hanya untuk mempelajari langkah-langkah selanjutnya dalam latihan spiritual dan benar-benar membuka diri terhadap jalan ini, karena saya secara intuitif memahami bahwa, kali ini, saya akhirnya menemukan jalan yang benar. Saya masih mengalami serangan energi negatif, dan saya masih mengalaminya, namun sekarang saya memiliki hubungan langsung dengan Tuhan melalui para seeker SSRF yang membimbing saya. Saya memahami bahwa energi negatif menyerang saya karena mereka tidak ingin hal ini terjadi. Namun bagi saya, jelas bahwa tidak ada yang bisa menghentikan saya untuk mengikuti jalan penyembuhan ini.

Saya mengikuti semua bimbingan yang diberikan oleh SSRF dan menerapkan terapi penyembuhan spiritual secara teratur dan serius, seperti melakukan chanting sambil duduk (terkonsentrasi), Terapi Air Garam, menyalakan dupa SSRF, dll. Saya juga mulai melakukan pelayanan kepada Tuhan (satseva) dengan menerjemahkan artikel SSRF berbahasa Inggris ke dalam bahasa Jerman, sehingga masyarakat di Jerman mendapat bantuan spiritual. Saya secara teratur berpartisipasi dalam pertemuan spiritual online (satsang).

Saya mulai hidup kembali. Saya mulai tersenyum lagi dan bahkan semakin sering tertawa. Kebahagiaan dan kegembiraan hidup tumbuh lagi di hati saya, dan saya menemukan keluarga spiritual saya yang luas dan penuh kasih yang terdiri dari banyak seeker. Percaya pada Tuhan dan latihan spiritual, saya tidak memiliki rasa takut bahwa penyakit ini akan kambuh lagi, dan saya merasa bersyukur masih hidup dan mampu menempuh jalan ini.

Meninggalkan rumah sakit demi kebaikan hidup saya sendiri

Sekali lagi, saya ingin mencoba tinggal di apartemen saya sendiri, sendirian, jauh dari lingkungan dengan fasilitas psikiatri. Hal ini juga agar saya dapat melakukan latihan spiritual dengan lebih baik dalam lingkungan yang lebih murni secara spiritual (sattvik). Jadi, saya mengajukan kesempatan ini dan dua minggu kemudian saya mendapat persetujuan.

Situasi saya terus membaik. Beberapa situasi sulit dan mengganggu terjadi di apartemen baru, yang harus saya hadapi. Sekali lagi, entitas negatif mencoba mengeluarkan saya dari rumah dan menjadikan saya tunawisma. Namun melalui latihan spiritual, chanting, semua terapi, kemauan untuk berjuang, serta keyakinan yang lebih dalam kepada Tuhan, saya melewati situasi ini dan mengatasinya tanpa serangan traumatis dalam waktu yang sangat singkat. Dibandingkan sebelumnya di mana saya harus dirawat di rumah sakit selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, sekarang sejak memulai latihan spiritual saya hanya pergi ke rumah sakit dua kali dan hanya dirawat selama satu minggu.

Sejak tahun 2014, saya sudah tidak ke rumah sakit lagi dan akhirnya saya bisa hidup tenang di rumah baru saya. Staf klinik sangat gembira dengan perkembangan ini.

Akhirnya saya sehat setelah berjuang melawan skizofrenia selama 7 tahun

Melalui latihan spiritual, saya kembali mampu menjalani kehidupan yang normal, sangat bahagia dan mandiri sebagai bagian dari keluarga spiritual yang luar biasa. Saya memahami bahwa mengatasi kerasukan setan yang parah terjadi secara bertahap dan memerlukan upaya berkelanjutan dalam latihan spiritual. Akhirnya, saya menemukan terapi yang efektif – latihan spiritual. Oleh karena itu, saya tidak lagi mendengar suara-suara atau merasakan energi negatif atau berhalusinasi. Untuk itu, saya sangat bersyukur, dan saya menantikan masa depan saya dengan hati yang penuh kegembiraan.

Saat ini, sebagian besar masalah saya telah terselesaikan. Hanya satu hambatan terakhir yang tersisa, yaitu membayar rumah. Mantan suami saya bersikeras agar saya terus membayar cicilan untuk membayar pinjaman yang kami ambil untuk rumah tersebut, yang berjumlah 500 Euro per bulan. Dia telah menyewa seorang pengacara untuk menekan saya agar menerima persyaratannya. Pada titik ini, saya tidak punya pilihan selain menyewa pengacara baru untuk membela diri. Karena saya tidak mampu secara finansial, saya meminta apakah saya dapat mengangsur jasanya, dan dia menyetujuinya.

Setelah berkali-kali bernegosiasi dengan mantan suami saya dan pengacaranya, dia akhirnya menemukan solusi yang membantu menyelesaikan masalah ini. Pengacara saya mengancam akan menjual bagian rumah saya jika dia tidak menyetujui tuntutan kami. Ini berarti kerugian bagi mantan suami saya di semua lini. Jadi, akhirnya dia mengalah. Pada tahun 2019, saya mendapatkan dokumen resmi yang membebaskan saya dari keharusan membayar cicilan atau kompensasi lebih lanjut untuk rumah tersebut.

8. Bersyukur akan kesembuhan dari skizofrenia

  • Tidak peduli betapa tidak ada harapannya pada sebuah situasi, satu hal yang jelas bagi saya sekarang – latihan spiritual bermanfaat bagi kita, di semua tingkatan dan kita memperoleh rahmat Tuhan dalam hidup kita. Iman kita kepada Tuhan hendaknya dibarengi dengan kesabaran menunggu sesuai dengan waktu-Nya. Kita seharusnya gigih dalam latihan spiritual kita.
  • Seiring berjalannya waktu, Tuhan memberi saya pasangan hidup kembali, yang juga seorang seeker dan kami menikah. Saya sungguh bersyukur akan hal ini.
  • Melalui SSRF, Tuhan memberi saya sebuah keluarga baru yang besar dan penuh kasih sayang dimana setiap orang – dengan kisahnya masing-masing – disambut dengan hangat. Bagi para pencari bimbingan, situasi tidak pernah terlalu sulit, dan bantuan selalu tersedia.
  • Saya mengunjungi Pusat Penelitian Spiritual dan Ashram, di Goa, India, pada bulan Oktober 2015 untuk menghadiri workshop spiritual MAV 5 Hari. Sebuah pengalaman yang mengubah hidup saya. Kasih dan bimbingan yang saya terima dari para orang Suci dan pencari (seeker) dari Ashram menyembuhkan saya.
  • Dengan rendah hati, dengan rasa syukur dan penyerahan diri yang mendalam, saya bersujud di Kaki SuciNya dan Paratpar Guru Dr Athavale. (Seorang ‘Paratpar Guru’ adalah Guru tingkat tertinggi yang berada pada tingkat spiritual 90% atau lebih.) Beliau adalah inspirasi di balik situs SSRF, yang memberi saya pengetahuan dan pemahaman tentang cara menghadapi dan mengatasi skizofrenia.

Saya telah menyampaikan perjuangan saya melawan skizofrenia agar siapa pun yang menderita masalah seperti itu bisa mendapatkan solusi. Kisah hidup saya merupakan kesaksian terhadap fakta bahwa dimensi halus memang ada, dan hal itu mempengaruhi kita dalam banyak hal. Dengan melakukan latihan spiritual secara teratur, kita memperoleh rahmat Tuhan. Saya berdoa agar lebih banyak orang dapat memulai latihan spiritual yang benar seperti yang direkomendasikan oleh SSRF dan merasakan manfaatnya yang dapat mengubah hidup kita.

9. Pandangan psikiater dan penelitian spiritual

Disclaimer : SSRF merekomendasikan kelanjutan pengobatan medis konvensional seperti yang disarankan oleh dokter. Terapi spiritual yang diberikan dalam artikel ini bukanlah pengganti pengobatan medis konvensional atau tindakan pencegahan. Pembaca disarankan untuk mengambil terapi penyembuhan spiritual apa pun sesuai kebijaksanaan mereka sendiri.

Bagaimana saya berjuang selama 7 tahun untuk sembuh dari skizofrenia

Dr Asha Thakkar MBBS, DPM, MD Psychiatry (Bom.) adalah residen psikiatri di Pusat Penelitian Spiritual dan Ashram di Goa, India. Dia memiliki pengalaman lebih dari 35 tahun di bidang psikiatri. Dia bekerja dengan tim peneliti spiritual dan berperan penting dalam memimpin penelitian spiritual dalam kesehatan mental di Ashram di bawah bimbingan Paratpar Guru Dr Athavale, selama lebih dari 2 dekade. Sebagai seorang psikiater dan seeker yang melakukan Spiritualitas, dia berada dalam posisi unik untuk melihat kesehatan mental baik dari perspektif medis maupun perspektif spiritual. Fokus minatnya adalah bagaimana dimensi spiritual mempengaruhi kesehatan mental dan terapinya.

Berikut adalah beberapa poin yang beliau sampaikan kepada kami sehubungan dengan skizofrenia.

Komponen spiritual yang tidak diketahui dalam memahami penyebab skizofrenia

Kita semua tahu tentang penyebab fisik dan psikologis dari masalah dalam hidup. Sebagian besar pengobatan modern tidak mengetahui, bahwa penyebab spiritual merupakan penyebab utama mengapa masalah tersebut ada. Di bidang kesehatan mental, pengaruh faktor spiritual mungkin memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap kondisi seseorang.

Di antara penyakit mental, skizofrenia adalah penyakit yang akar penyebabnya sebagian besar bersifat spiritual dan, dalam banyak kasus, kami menemukan bahwa lebih dari 90% penyakit ini terutama disebabkan oleh alasan spiritual.

Jika penyebabnya bersifat spiritual, diagnosis dan pengobatan konvensional dapat menjadi tantangan bahkan bagi psikiater yang paling berpengalaman sekalipun. Karena unsur-unsur dari dimensi spiritual yang menjadi penyebab skizofrenia tidak berwujud dan tidak terlihat, sehingga tidak muncul dalam tes diagnostik sehingga sulit untuk menentukan etiologi (studi tentang penyebab) penyakit tersebut. Dalam kasus di mana sulit untuk menentukan etiologinya, kelompok medis menyebut penyakit ini sebagai penyakit idiopatik. Melalui penelitian spiritual yang kami lakukan, kami menemukan bahwa penyakit idiopatik seperti itu, sering kali penyebabnya bersifat spiritual.

Penelitian spiritual yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Spiritual telah menemukan bahwa energi negatif dan arwah leluhur yang tidak puas merupakan penyebab utama skizofrenia. (Sama seperti orang-orang baik dan jahat dalam dimensi fisik, dan Sebagian besar berada di antaranya, demikian pula dalam dimensi spiritual, entitas halus terbagi seperti tersebut). Entitas halus yang mempunyai niat untuk menyakiti dikenal sebagai energi negatif. Faktanya, Ayurveda, yang dianggap oleh banyak ahli sebagai ilmu penyembuhan tertua, memiliki salah satu cabang dari 8 cabangnya sebagai Graha Chikitsa atau Bhoot Vidya. Cabang ini mempelajari bahwa penyakit dapat disebabkan oleh kekuatan supernatural dan nasib buruk seseorang dan berfokus pada memberikan penyembuhan spiritual.

Intervensi spiritual secara signifikan meningkatkan tingkat kesembuhan pada penderita skizofrenia

Seperti disebutkan sebelumnya, karena latar belakang spiritualnya, walaupun tidak mungkin menemukan etiologi sebenarnya dari skizofrenia dengan menggunakan penelitian konvensional, penyembuhan yang paling baik akan memberi kita petunjuk tentang etiologinya.

Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan skizofrenia tinggi ketika pengobatan dihentikan (Emsley, Bonginkosi, Asmal, & Harvey, 2013). Untuk mencegah hal ini terjadi diperlukan pengobatan jangka panjang. Seringkali, pengobatan skizofrenia perlu dilanjutkan seumur hidup. Meskipun perubahan positif dapat dikaitkan dengan pengobatan, kemungkinan besar terjadinya kekambuhan ketika pengobatan dihentikan menunjukkan bahwa pengobatan tersebut bukanlah obat melainkan pengobatan untuk menekan gejala.

Menurut pengalaman saya, ketika menerapkan terapi spiritual bersamaan dengan pengobatan, tingkat kesembuhan pasien yang menderita skizofrenia meningkat secara signifikan. Jika suatu penyakit memberikan respons positif terhadap terapi spiritual, hal ini merupakan indikasi kuat bahwa etiologinya disebabkan oleh penyebab spiritual. Hal ini adalah salah satu indikator untuk memahami secara intelektual bahwa akar permasalahannya adalah spiritual. (Biasanya seseorang membutuhkan indra keenam tingkat lanjut untuk mendiagnosis penyebab suatu masalah pada tingkat spiritual).

Jika terapi spiritual disertakan bersamaan dengan pengobatan konvensional, berikut adalah beberapa perubahan positif penting yang dapat diamati pada pasien skizofrenia.

  • Dalam kasus skizofrenia bila diobati hanya dengan pengobatan psikiatri konvensional biasanya terjadi perbaikan yang sangat lambat atau tidak menentu. Dengan penerapan tindakan spiritual, pasien mulai merespons pengobatan psikiatri konvensional dengan cara yang lebih baik.
  • Kadang-kadang pada awalnya tidak ada perbaikan dengan pengobatan psikiatri konvensional. Hal ini karena energi negatif yang mempengaruhi pasien menghalangi pengobatan untuk kesembuhan pasien. Namun, dengan penerapan terapi spiritual, efek energi negatif berkurang, dan pasien mulai merespons secara positif. Perawatan terjadi lebih cepat, lebih baik, dan tahan lama.
  • Tingkat kekambuhan dan intensitas gejala berkurang.
  • Pasien pada akhirnya dapat kembali menjalani kehidupan normal. Terdapat lebih banyak peluang untuk rehabilitasi dan menjalani kehidupan yang produktif.
  • Dosis obat yang dibutuhkan lebih sedikit. (Terkadang, seperempat dosisnya sudah cukup dibandingkan saat tidak menggunakan terapi spiritual).
  • Penurunan angka kekambuhan dan sikap positif yang dihasilkan oleh terapi spiritual mencegah kerugian kronis. Umumnya tahapan pengobatan untuk skizofrenia.
    • Tahap pertama – pengobatan selama 9 bulan sampai satu tahun
    • Tahap lebih lanjut – Faktor-faktor seperti genetika, masalah perkembangan awal, tingkat keparahan gejala, gejala kognitif dan gejala yang masih ada dan risiko menentukan durasi pengobatan setelah tahapan berikutnya.

Seiring dengan hal di atas, latihan spiritual yang teratur memastikan bahwa kemungkinan penderitaan seumur hidup berkurang secara signifikan.

Pengaruh positif terapi spiritual terhadap kesembuhan pasien skizofrenia merupakan indikasi kuat bahwa akar permasalahannya bersifat spiritual. Kami juga telah mengamati hal ini pada berbagai penyakit mental lainnya seperti kecanduan. Dalam banyak kasus, dengan memulai terapi spiritual, pasien mampu mengatasi kecanduan mereka dalam waktu yang sangat singkat tanpa gejala putus obat apa pun.

Lingkungan berperan penting dalam pengobatan skizofrenia

Berdasarkan pengalamannya, Dr Asha Thakkar mengetahui rahasia sejumlah kasus skizofrenia. Apa yang dia amati adalah bahwa pasien memberikan respons yang lebih baik terhadap pengobatan saat berada di lingkungan yang sangat positif secara spiritual seperti Pusat Penelitian Spiritual dan Ashram di Goa, India. Dia menyatakan bahwa mereka dapat bertahan dengan sepertiga atau seperempat dosis yang biasanya mereka perlukan di luar Ashram.

Durasi pemulihan

Hal ini dapat bergantung pada berbagai faktor seperti takdir (karma) pasien, kekuatan entitas yang merasuki, intensitas upaya pasien dalam latihan spiritual, dll. Namun, dalam banyak kasus, dengan upaya terpadu dalam latihan spiritual dan penyembuhan spiritual , pasien dapat mengalami perubahan positif dalam satu hingga dua tahun.

Chanting untuk terapi spiritual skizofrenia

Melalui penelitian spiritual kami menemukan bahwa chanting berikut membantu meringankan gejala skizofrenia dan memungkinkan pemulihan lebih cepat. Harap dicatat bahwa chanting ini tidak menggantikan perawatan medis apa pun. Terapi ini harus digabungkan dengan perawatan medis rutin yang Anda terima.

10. Kesimpulan

Skizofrenia dapat menjadi penyakit traumatis yang harus dihadapi baik pasien maupun anggota keluarga pasien. Namun, intensitasnya dapat dikurangi secara signifikan dengan melakukan terapi spiritual. Kami mengajak anggota keluarga pasien yang menderita skizofrenia untuk membantu mereka menerapkan terapi spiritual bersamaan dengan pengobatan konvensional.

11. Bibliografi

Emsley, R., Bonginkosi, C., Asmal, L., & Harvey, B. (2013, Feb 8). The nature of relapse in schizophrenia. Retrieved from National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3599855/

Mayo Clinic. (2020). Schizophrenia – Symptoms and Causes. Retrieved 04 14, 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/schizophrenia/symptoms-causes/syc-20354443

NAMI. (2020, 04 18). Schizophrenia. Retrieved from National Alliance on Mental Illness: https://www.nami.org/About-Mental-Illness/Mental-Health-Conditions/Schizophrenia

WHO. (2020). Schizophrenia. Retrieved 04 14, 2020, from http://www9.who.int/mental_health/management/schizophrenia/en/