Agnihotra adalah ritual api sederhana yang disebutkan dalam kitab suci Veda kuno yang dilakukan untuk mengurangi polusi dan membersihkan atmosfer secara spiritual. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang latar belakang penelitian spiritual SSRF pada Agnihotra, silakan kunjungi penelitian Spiritual mengenai ritual Agnihotra.
Daftar isi
- 1. Ringkasan
- 2. Mantra-mantra Agnihotra
- 3. Menyalakan api
- 4. Membuat persembahan
- 5. Persiapan lainnya
- 6. Langkah-langkah dalam melakukan Agnihotra (slideshow)
- 7. Dimana melakukannya
- 8. Siapa yang bisa melakukannya
- 9. Mengembangkan rasa penyerahan total
- 10. Gambar berdasarkan pengetahuan halus tentang frekuensi Ilahi yang dihasilkan saat melakukan Agnihotra
1. Ringkasan
Tepat ketika matahari terbit dan terbenam pada waktu setempat, dua jumput beras, diolesi dengan beberapa tetes mentega jernih sapi dipersembahkan ke dalam api. Api disiapkan di dalam periuk tembaga semi-piramida. Sambil mempersembahkan dua jumput beras ke api, dua mantra Veda sederhana diucapkan.
2. Mantra-mantra Agnihotra
Persembahan Agnihotra dipersembahkan kepada api bersamaan dengan chanting (mengucapkan berulang-ulang) mantra Sanskerta berikut ini.
2.1 Saat matahari terbit
1. Suryaya Swaha Suryaya Idan Na mama |
2. Prajapataye Swaha Prajapataye Idan Na mama |
> Dengarkan mantra Agnihotra yang dibacakan saat matahari terbit.
2.2 Saat matahari terbenam
1. Agnaye Swaha Agnaye Idan Na mama |
2. Prajapataye Swaha Prajapataye Idan Na mama |
> Dengarkan mantra Agnihotra yang dibacakan saat matahari terbenam
Chanting mantra membantu menciptakan dan mengembangkan emosi spiritual penyerahan diri sepenuhnya dalam pikiran seseorang. Ucapkan mantra tersebut sedemikian sehingga suaranya bergema di seluruh rumah. Pengucapannya harus jelas dan berirama. Nama ‘Surya’, ‘Agni’ dan ‘Prajapati’ dalam mantra adalah sinonim dari Yang Maha Kuasa. Perasaan penyerahan total muncul melalui ucapan mantra ini.
3. Menyalakan api
3.1 Bahan yang dibutuhkan untuk Agnihotra:
- 2 jumput butiran beras yang tidak patah
- Ghee (mentega jernih) dari susu sapi
- Periuk tembaga semi-piramida dengan ukuran dan bentuk tertentu
- Kotoran sapi kering
- Sumber api (korek api)
[Sebagian besar bahan tersebut dapat dibeli di toko online yang khusus menjual persediaan untuk Agnihotra. Ini bisa ditemukan di internet.]
3.2 Mengatur bahan-bahannya
Periksa waktu setempat ketika matahari terbit dan terbenam (juga dapat diperoleh secara online di http://www.timeanddate.com/worldclock/sunrise.html). Kemudian sekitar 5-10 menit sebelum waktu matahari terbit dan terbenam, susun potongan-potongan kotoran sapi kering di periuk Agnihotra sebagai berikut:
- Pertama, ambil sepotong kecil kotoran sapi dan letakkan di bagian bawah periuk, sesuaikan besarnya agar pas dengan bagian bawah periuk.
- Letakkan dua potongan kecil di bagian depan dan belakang periuk.
- Di atas dua potongan tersebut, atur dua potongan yang lebih panjang secara vertikal di sepanjang sisi kiri dan kanan pot; pastikan ada ruang di antaranya.
- Atur 1 atau 2 lapisan lagi seperti ini, dengan 2 bagian ditempatkan secara horizontal dan 2 ditempatkan secara vertikal. Dengan begini, sebuah ruang kosong terbentuk di tengah periuk.
Ambil lagi potongan kotoran sapi dan oleskan ghee. Bakar potongan ini dengan lampu ghee yang menyala, dan taruh di tengah-tengah potongan kotoran sapi dalam periuk. Jika diperlukan, kita juga bisa menggunakan dupa, kapur barus alami atau sumbu kapas yang direndam dalam ghee. Sambil menyalakan api, beberapa tetes ghee bisa diletakkan di atas kotoran sapi. Jika perlu, kipas tangan bisa digunakan untuk menyalakan potongan tersebut. Jangan pernah meniup api. Api harus sepenuhnya menyala di periuk pada waktu Agnihotra.
Ambil dua jumput butiran beras bersih yang utuh (tidak patah) dan diolesi setetes ghee, di telapak tangan kiri atau di piring kecil.
4. Membuat persembahan
4.1 Agnihotra di pagi hari
-
Perhatikan jam Anda dan segera setelah waktu tepat menandakan matahari terbit, mulailah mengucapkan mantra pertama ‘Suryaya Swaha’.
-
Segera setelah mengucapkan ‘Swaha’, persembahkan satu bagian dari butiran beras ke api dan untuk melanjutkan mantra, lengkapi kalimat pertama dengan mengucapkan ‘Suryaya Idam Na mama’. Sambil mempersembahkan beras dengan ibu jari, jari tengah dan jari manis tangan kanan Anda (telapak menghadap ke atas), letakkan tangan kiri di dada Anda.
-
Ucapkan kalimat kedua dari mantra tersebut, persembahkan bagian butiran beras yang tersisa ke api setelah mengatakan ‘Prajapataye Swaha’ dan selesaikan mantra tersebut dengan mengucapkan ‘Prajapataya Idam Na mama’.
-
Duduk dan berkonsentrasilah pada api sampai persembahan terbakar habis. Agnihotra pagi sudah selesai.
4.2 Agnihotra petang
-
Di senja hari sebelum waktu Agnihotra, pindahkan abu Agnihotra pagi dari periuk dengan sangat hati-hati dan masukkan ke dalam sebuah wadah yang khusus diperuntukkan.untuk itu.
-
Ulangi proses pagi hari, siapkan api segar dari kotoran sapi di dalam periuk. Juga siapkan dua bagian yang sama dari beras yang dilumuri ghee untuk kedua persembahan.
-
Tepat pada saat matahari terbenam, diiringi dengan chanting mantra Agnihotra petang ‘Agnaye Swaha’, persembahkan bagian pertama setelah mengucapkan ‘Swaha’ dan selesaikan mantra dengan mengucapkan ‘Agnaya Idam Na mama’.
-
Demikian pula, ucapkan kalimat kedua dari mantra tersebut, persembahkan bagian kedua dari butiran beras ke dalam api setelah mengucapkan ‘Prajapataye Swaha’ dan selesaikan mantra tersebut dengan mengucapkan ‘Prajapataya Idam Na mama’.
-
Berkonsentrasilah pada api sampai persembahan terbakar seluruhnya. Ini mengakhiri Agnihotra petang.
5. Persiapan lainnya
-
Jagalah agar tempat Agnihotra tetap bersih dan rapi.
-
Di pagi hari, akan sangat ideal jika kita mandi sebelum waktu Agnihotra. Di senja hari, jika mandi tidak memungkinkan, maka cucilah tangan, kaki dan mulut sebelum melakukan Agnihotra.
-
Abu Agnihotra dapat disimpan dalam wadah terpisah. Abu ini memiliki khasiat obat (Ref: www.homatherapy.de/linked/buch_eng.pdf) dan juga dapat digunakan sebagai pupuk yang efektif dan sangat berguna untuk kebun dapur dan pertanian Anda. Jangan memperlakukan abu ini sebagai sampah untuk dibuang ke tong sampah. Kita dapat membenamkan abu Agnihotra di danau, sungai atau penampungan air. Ini membersihkan dan memurnikan air pada tingkat yang halus.
6. Langkah-langkah dalam melakukan Agnihotra (slideshow)
Di bawah ini adalah slideshow yang menunjukkan langkah-langkah dalam melakukan Agnihotra.
7. Dimana melakukannya
Agnihotra bisa dilakukan di ruangan atau tempat manapun di dalam rumah. Jika kita memiliki altar atau tempat meditasi, dll, maka sangat baik melakukannya disitu. Bahkan bisa dilakukan di balkon atau teras rumah Anda, atau di kebun atau taman yang berdampingan dengan rumah.
8. Siapa yang bisa melakukannya
-
Praktik Agnihotra sederhana, mudah diadopsi dan universal, bisa dilakukan oleh siapa saja. Di dunia, banyak orang dan keluarga melakukan persembahan api ini dan memperoleh manfaatnya. Tidak ada batasan seperti agama, sekte, kasta, kepercayaan, kebangsaan, warna kulit, jenis kelamin dan usia. Anak-anak juga bisa mempraktikkannya di bawah pengawasan. Wanita harus menghindari melakukan ritual ini selama periode menstruasi.
-
Jika Agnihotra dilakukan sebagai tindakan preventif atau aktif untuk perlindungan terhadap radiasi nuklir, SSRF merekomendasikan ritual ini dilakukan oleh orang yang setidaknya memiliki tingkat kesadaran spiritual 50%. [Untuk informasi lebih lanjut tentang pentingnya tingkat kesadaran spiritual dalam meningkatkan khasiat Agnihotra untuk perlindungan terhadap radiasi nuklir, bacalah artikel berikut: Agnihotra sebagai perlindungan terhadap radiasi nuklir]
-
Saat melakukan Agnihotra, hanya satu orang yang harus melakukan persembahan. Anggota keluarga lainnya yang hadir pada saat Agnihotra akan mendapatkan keuntungan yang dihasilkan.
9. Mengembangkan rasa penyerahan total
-
Sambil mempersembahkan butiran-butiran beras dengan tangan kanan, tangan kiri harus ditempatkan di dada karena ini memohonkan emosi spiritual penyerahan diri.
-
Setelah membuat persembahan di api, duduklah dengan tenang dan cobalah memusatkan pikiran Anda pada energi Ilahi. Pada saat ini cobalah menyingkirkan semua pemikiran dari benak dan berusahalah mengembangkan perasaan penyerahan total.
-
Setelah Agnihotra, biarkan api mereda dengan sendirinya. Jangan mencoba memadamkannya dengan metode lain. Paling baik jika semua kotoran sapi terbakar. Namun jika tidak terbakar maka anggaplah sebagai abu (dengan merendamnya dalam air, dll) dan gunakan potongan kotoran sapi segar di ritual berikutnya.
10. Gambar berdasarkan pengetahuan halus tentang frekuensi Ilahi yang dihasilkan saat melakukan Agnihotra
Klik disini untuk memahami tentang gambar berdasarkan pengetahuan-halus
No. urut | Explanation Penjelasan |
---|---|
1 | Terciptanya lingkaran emosi spiritual (bhav) |
2 | Tertariknya Prinsip Tuhan Maha Kuasa |
2A | Terbentuk sebuah lingkaran Prinsip Tuhan Maha Kuasa |
3 | Tertariknya aliran kesadaran Ilahi (Chaitanya) |
3A | Terciptanya lingkaran kesadaran Ilahi |
3B | Pancaran kesadaran Ilahi dalam bentuk udara |
3C | Pancaran kesadaran Ilahi pada pelaku Agnihotra dan lingkarannya terbentuk |
4 | Tertariknya prinsip Matahari setelah persembahan kepada Tuhan (Ahuti) |
4A | Terciptanya lingkaran Prinsip utama Matahari |
5 | Tertariknya aliran Prinsip utama Api |
5A | Terciptanya lingkaran Prinsip utama Api |
5B | Pancaran lingkaran Prinsip utama Api |
6 | Pancaran aliran energi dari mantra (Mantra – shakti) |
7 | Penyebaran partikel energi Ilahi (Shakti) |
8 | Terpancarnya Prinsip Api Absolut (Tej-tattva) |
8A | Terciptanya lingkaran Prinsip Api Absolut |
9 | Penyebaran partikel Energi Ilahi dalam bentuk kesadaran Ilahi |
10 | Pemurnian Chakra- Kundalini |
11 | Penyebaran partikel energi vital (Prana-shakti) |
11A | Memperoleh energi vital |
12 | Penyebaran partikel Energi Ilahi |
13 | Terciptanya selubung perlindungan di sekitar tubuh |