Daftar isi
- Abstraksi – Pertempuran antara kebaikan melawan kejahatan
- 1. Pengertian dari baik dan jahat
- 2. Kapankah kejahatan mulai ada?
- 3. Apakah misi dari kebaikan dan kejahatan?
- 4. Keseimbangan antara baik dan jahat
- 5. Kapankah pertempuran diantara kebaikan dan kejahatan menjadi intensif?
- 6. Dimanakah pertempuran ini diperjuangkan?
- 7. Siapakah yang berpartisipasi dalam pertempuran antara 'baik' dan 'jahat'?
- 8. Kapankah pertempuran pertama antara kebaikan dan kejahatan diperjuangkan?
- 9. Pertempuran non-fisik/ halus saat ini
- 10. Arti penting spiritual dari waktu saat ini
Abstraksi – Pertempuran antara kebaikan melawan kejahatan
Pertempuran halus/ non-fisik antara kebaikan melawan kejahatan telah dikobarkan sejak zaman dahulu. Sekali lagi ini sedang diperjuangkan di dunia non-fisik selama tahun 1999-2006. Setelah intensitas pertempuran berkurang di 2006, pertempuran fisik di Bumi akan terjadi. Setelah itu, dunia akan menjalani periode pemulihan terus-menerus dari pertempuran di Bumi dan mempersiapkan sebuah era baru. Era baru ini akan dikenal sebagai Kerajaan Tuhan dan dengan ini manusia akan melihat seribu tahun kedamaian dan Kebajikan. Waktu kita hidup saat ini sangat signifikan karena dampak dari pertempuran ini akan dirasakan oleh seluruh alam semesta. Namun waktu saat ini juga sangat kondusif untuk melakukan praktik spiritual untuk mencapai kesadaran/ merealisasikan Tuhan (keadaan spiritual tertinggi).
Catatan: Untuk memahami artikel ini, maka perlu untuk membaca artikel tentang ketiga komponen-komponen dasar non-fisik/ halus sattva, raja dan tama, tatanan yang menyebar ke seluruh penciptaan/p>
1. Pengertian dari baik dan jahat
Dari sudut pandang ilmu pengetahuan Spiritual, orang-orang yang masih hidup ataupun yang telah meninggal (tubuh-tubuh rohani/ non-fisik), yang memiliki hasrat keinginan kuat untuk melakukan praktik spiritual dengan tujuan menyerahkan segalanya termasuk ego kepada Tuhan dan menyelaraskan hidup mereka dengan pencapaian akan Tuhan atau dewa-dewi, diartikan sebagai ‘baik’. Ini biasanya adalah orang-orang dengan tingkat spiritual lebih dari 30%, yang lebih dominan raja-sattva atau sattva nya dan berbudi luhur. Orang-orang tanpa karakteristik-karakteristik yang disebutkan di atas, tetapi melakukan perbuatan-perbuatan baik seperti memberi sumbangan ke panti-panti asuhan, dll, meskipun patut dipuji, tidak selalu memenuhi syarat untuk apa yang ilmu pengetahuan spiritual artikan sebagai orang ‘baik’. Orang-orang baik dan tubuh-tubuh rohani/ non-fisik baik bersama-sama berada dalam ‘Kekuatan-kekuatan baik’
Di sisi lain, orang-orang jahat (yang hidup maupun tubuh-tubuh rohani/ non-fisik) merupakan orang-orang yang lebih dominan raja-tama atau tama nya, tidak berbudi dan memiliki ego yang tinggi. Meskipun mereka mungkin melakukan praktik spiritual, tetapi hal itu dilakukan dengan tujuan memperoleh kekuatan spiritual untuk memenuhi beberapa ambisi pribadinya. Kata ‘Ego’ di sini digunakan dalam konteks spiritual. Selain penggunaannya sehari-hari sebagai harga diri yang sombong dan kecongkakkan tingkat tinggi, ego juga termasuk dalam konotasi spiritual sebagai suatu sikap dualitas dengan Tuhan. Dualitas berarti memikirkan diri sendiri sebagai sesuatu yang memiliki eksistensi/ keberadaan yang berbeda dengan Tuhan. Orang-orang jahat dan tubuh-tubuh rohani/ halus jahat bersama-sama berada dalam ‘kekuatan-kekuatan jahat’.
Dari perspektif khusus ilmu pengetahuan spiritual, mereka yang melakukan praktik spiritual dengan tujuan merealisasikan/ kesadaran Tuhan dan yang secara progresif mempersembahkan tubuh, pikiran dan ego mereka untuk Tuhan akan memenuhi syarat dalam kategori ‘baik’. Dengan demikian sesuai dengan definisi ‘baik’, di masa sekarang ini, orang-orang baik di Bumi dapat diabaikan/ hampir tidak ada. Mayoritas orang-orang berada dalam kategori ‘jahat’. Namun, di antara orang-orang di bumi, mereka yang mencoba untuk membahayakan masyarakat dan mengurangi komponen sattva di dunia berjumlah hingga 30% dari populasi.
2. Kapankah kejahatan mulai ada?
2.1 Kapankah kejahatan mulai ada?
Segala sesuatu di alam semesta berasal dari Satu Tuhan. Prinsip Tuhan meresapi segala sesuatu di alam semesta dan juga ada di luar/ melebihi alam semesta itu sendiri. Dari perspektif ini, baik kebaikan dan kejahatan berasal dari prinsip Tuhan dan keduanya telah ada sejak penciptaan alam semesta. Namun, kejahatan berada dalam wujud benih atau terpendam pada saat itu.
Menurut hukum spiritual, ‘semuanya berasal dari prinsip Tuhan. Semua akan dipelihara dan kemudian menjalani disolusi/ peleburan kembali ke prinsip Tuhan’. Hal ini terjadi sesuai dengan rencana mutlak inheren Tuhan. Dengan demikian alam semesta telah tercipta, akan dipelihara untuk jangka waktu yang telah ditetapkan dan kemudian akan menjalani disolusi/ peleburan. Sebagai bagian dari rencana Tuhan ini, kejahatan yang sebelumnya berada dalam bentuk benih pada asal mula alam semesta, terus bertumbuh. Hal itu termanifestasikan dalam wujud unsur-unsur kejahatan dan orang-orang. Seiring berlangsungnya waktu, unsur kejahatan akan terus berkembang hingga mencapai 100%, titik di mana alam semesta akan berakhir/ tidak ada lagi.
2.2 Dari manakah kebaikan dan kejahatan mendapatkan energi mereka?
Karena kebaikan dan kejahatan berasal dari prinsip Agung Tuhan, mereka juga mendapat energi spiritual dari Tuhan. Pernyataan ini mungkin kelihatan seperti sebuah paradoks, namun hal itu dapat dimengerti dengan analogi berikut ini. Dua karyawan dari satu perusahaan bekerja sama keras dan mendapatkan upah yang sama. Setelah uang tersebut ada di tangan mereka, tergantung pada mereka bagaimana mereka akan menggunakannya. Seorang dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan pangan dirinya dan setelah itu sisanya untuk menolong masyarakat. Orang satunya mungkin menggunakannya untuk membahayakan masyarakat. Mendapatkan uang serupa dengan memperoleh energi spiritual yang kita dapatkan ketika kita melakukan praktik spiritual. Tujuan di balik melakukan praktik spiritual sangat berbeda untuk orang yang baik dan jahat. Untuk yang pertama, praktik spiritual bertujuan untuk bersatu dengan Tuhan, sedangkan tujuan utama dari yang kedua adalah medapatkan kekuatan spiritual. Setelah kita membangun cadangan energi spiritual kita, Tuhan memberikan kita kehendak bebas untuk menggunakannya sesuai kehendak hati kita. Energi spiritual ini ketika digunakan oleh seseorang untuk Kebajikan dikenal sebagai energi baik dan bila digunakan untuk kejahatan ini dikenal sebagai energi jahat.
Yang penting untuk diperhatikan, apabila digunakan untuk kebajikann berarti seseorang mengalami kemanunggalan dengan aspek Tuhan. Oleh karena itu, orang tersebut dapat mengakses banyaknya energi Tuhan sesuai dengan tingkat kemanunggalannya. Oleh sebab itu, orang itu tidak berakhir dengan kehilangan energi spiritualnya. Namun ketika energi spiritual digunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak benar, di mana hal itu bertentangan dengan Tuhan, orang tersebut akhirnya menggunakan energi yang ia peroleh dari praktik spiritual, sehingga menguras energi spiritual tersebut.
3. Apakah misi dari kebaikan dan kejahatan?
Misi dari kekuatan-kekuatan baik adalah untuk menetapkan ketertiban di semua wilayah alam semesta berdasarkan komponen sattva. Di sisi lain, kekuatan-kekuatan jahat berusaha untuk mendirikan sebuah kerajaan iblis berdasarkan komponen-komponen raja dan tama. Kerajaan iblis ini merupakan semacam kerajaan yang paling kondusif untuk kekuatan-kekuatan iblis memenuhi hasrat-hasrat keinginan mereka. Hasrat-hasrat keinginan ini beragam, mulai dari terlibat berlebihan dalam kenikmatan- kenikmatan sensual (hawa nafsu) dan penggunaan kekuasaan yang tidak sesuai, hingga mengganggu para pencari Tuhan, hingga menghapus praktik spiritual untuk merealisasikan/ kesadaran Tuhan.
4. Keseimbangan antara baik dan jahat
Sebagai akibat dari misi-misi kekuatan-kekuatan baik dan jahat yang bertentangan satu sama lain, selalu ada konflik antara keduanya. Keseimbangan ini berfluktuasi dari waktu ke waktu dan tidak pernah tetap. Efek-efeknya sangat terasa di seluruh wilayah alam semesta. Misalnya, ketika terjadi peningkatan pada kekuatan-kekuatan iblis dan hantu-hantu (setan, iblis, energi negatif, dll), situasi di semua alam-alam eksistensi positif (Bumi, Surga dll) mulai memburuk. Di Bumi, hal itu mempengaruhi kita pada tingkatan fisik, mental dan spiritual. Namun wilayah-wilayah negatif (yaitu berbagai tingkatan neraka) mengalami efek positif dalam paradigma mereka. Ketika ada pergerakan/ kemiringan dalam keseimbangan menuju kebaikan, ada peningkatan dalam komponen dasar sattva dan Bliss yang dialami di seluruh alam semesta. Perdamaian dan kemakmuran bertahta di Bumi. Namun kekuatan-kekuatan iblis merasa tertekan oleh kecenderungan positif ini. Tingkat ketidaknyamanan mereka ini mirip dengan memaksa seorang kriminal untuk tinggal di sebuah seminari atau kuil.
4.1 Apakah alasan-alasan di balik miringnya keseimbangan ke arah kekuatan-kekuatan jahat?
Dalam setiap putaran dan belokkan, kekuatan-kekuatan jahat di alam semesta berusaha untuk memberi pengaruh buruk pada keseimbangan kekuasaan. Walaupun kekuatan-kekuatan iblis berupaya secara konstan untuk mengurangi komponen sattva non-fisik dan menghentikan para pencari Tuhan dari praktik dan penyebaran spiritualitas, kekuatan-kekuatan baik bertahta dengan agung selama adanya Orang-orang Suci/ Saints dan pencari-pencari Tuhan yang melakukan praktik spiritual. Ini karena Tuhan membantu Orang-orang Suci (Saints) dan para pencari Tuhan yang disebabkan oleh devosi/ pengabdian mereka, untuk mengatasi kekuatan-kekuatan jahat.
Wadah utama dari kekuatan baik dan jahat berada di wilayah-wilayah non-fisik/ halus. Kekuatan-kekuatan baik dan jahat di Bumi seperti boneka pada tali. Keduanya mendapatkan kekuatan mereka dari kekuatan-kekuatan baik dan jahat masing-masing dari alam non-fisik/ halus.
4.2 Tingkat spiritual dan serangan oleh hantu-hantu (setan, iblis, energi negative, dll)
Kekuatan-kekuatan iblis pada umumnya menyerang kekuatan-kekuatan baik yang berada dalam +/- 10% kekuatan spiritual dari kekuatan mereka sendiri. Alasan untuk hal ini, hantu tidak dapat mempengaruhi seseorang dimana ada perbedaan 10% pada tingkat spiritual yang mendukung orang tersebut. Hal ini karena seseorang mampu untuk memanfaatkan 10-20% dari perlindungan Tuhan, membuat tingkat spiritualnya menjadi lebih besar dari tingkat tekanan yang disebabkan oleh hantu-hantu dan melindungi nya dari serangan hantu dengan energi spiritual yang lebih rendah.
Hantu-hantu pada tingkat spiritual 10% lebih dari tingkat spiritual seseorang, tidak peduli untuk menyerang orang tersebut, sebab dia dianggap terlalu kecil untuk bersaing dan dengan demikian menjadi tidak penting untuk hantu tersebut. Jadi misalnya, seseorang pada tingkat spiritual 30% akan diserang oleh hantu (setan, iblis, energi negatif dll) di kisaran tingkat spiritual 20 – 40% .
Menjadi lebih mudah bagi kekuatan-kekuatan iblis dari kejahatan untuk mengerahkan kekuatan mereka atas umat manusia terutama ketika orang-orang lebih materialistis dan kurang kecenderungan untuk melakukan praktik Spiritualitas. Ketika ada peningkatan dalam komponen tama dalam umat manusia, kekuatan-kekuatan iblis di mana mereka sendiri lebih dominan tama nya, dengan mudah mengambil keuntungan dari situasi dan mencoba untuk menetapkan kontrol mereka atas umat manusia.
Lihat ke artikel, “Sejauh mana tingkat spiritual memberikan perlindungan dari hantu-hantu?”
5. Kapankah pertempuran diantara kebaikan dan kejahatan menjadi intensif?
Pertempuran antara baik dan jahat menjadi intensif ketika komponen dasar non-fisik/ halus sattva mencapai titik terendahnya dan komponen dasar non-fisik tama mencapai puncaknya. Sattva dapat mencapai titik terendah merupakan suatu fungsi dari persentase pelaku-pelaku kejahatan di Bumi. Yang dimaksud 'terendah' berbeda dari waktu ke waktu dan berubah-ubah dalam setiap era. Misalnya, periode terburuk Satyayuga (era pertama alam semesta) akan jauh lebih banyak sāttvik/ sattvik nya daripada periode sāttviktā tertinggi di seluruh Kaliyuga.
Mohon dicatat: Angka-angka untuk ketiga era pertama adalah untuk era utama, bukan untuk siklus-siklus kecil di dalamnya.
Di masa depan, dalam siklus-siklus kecil berikutnya, titik terendah akan terjadi setelah pelaku-pelaku kejahatan telah melewati persentase 35%, 40%, dll. Ketika presentasenya menjadi 100%, alam semesta akan punah karena semuanya harus dimusnahkan oleh Tuhan.
6. Dimanakah pertempuran ini diperjuangkan?
Pertempuran di antara kebaikan dan kejahatan diperjuangkan terutama di dunia-dunia halus/ non-fisik, di antara kekuatan-kekuatan non-fisik 'baik' dan 'jahat'. Pertempuran ini, meskipun pada skala yang jauh lebih besar daripada peretempuran apapun di Bumi, hanya dapat dirasakan oleh seseorang yang mempunyai indera keenam aktif.
Setelah pertempuran non-fisik ini dimenangkan oleh kekuatan-kekuatan non-fisik 'baik', pertempuran itu akan diikuti oleh pertempuran di alam kasat mata (fisik) yaitu di Bumi. Perang fisik ini mempengaruhi seluruh dunia dan diperlukan untuk memusnahkan orang-orang 'jahat' dari permukaan Bumi. Pada awalnya ,medan perang termanifestasi/ terwujud di Bumi dalam pikiran orang-orang dan akan terasa seperti kita hidup di dunia yang sudah gila. Ini kurang lebih seperti keadaan dunia di saat sekarang. Hal ini terutama disebabkan oleh hantu-hantu (setan, iblis, energi negatif, dll) yang merasuki atau mempengaruhi umat manusia. Seiring dengan ini, terdapat peningkatan intensitas dari bencana alam (banjir, tsunami, epidemi, kekeringan dll).
Nantinya, pertempuran dalam non-fisik itu akan termanifestasi/ terwujud dan meningkat di Bumi. Pertempuran tersebut akhirnya hadir sebagai perang dunia bersamaan dengan bencana-bencana alam dengan tingkat yang monumental. Kejadian-kejadian ini merupakan cara alam untuk membersihkan planet dari unsur-unsur dominan tama, memberi jalan untuk dunia yang lebih baik.
7. Siapakah yang berpartisipasi dalam pertempuran antara 'baik' dan 'jahat'?
Orang-orang dan tubuh-tubuh halus/ rohani di pihak 'baik', di kisaran 30-50% tingkat spiritual, memiliki pemahaman tentang masalah ini hanya pada tingkat psikologis. Karena mereka tidak memiliki kekuatan spiritual di atas 50%, mereka dapat berkontribusi sedikit saja pada tingkatan spiritual. Orang-orang tersebut yang berjuang secara fisik di Bumi biasanya akan lenyap. Tetapi setidaknya mereka mengakumulasi pahala karena mereka berjuang di sisi Tuhan. Mereka dengan tingkat spiritual 50% ke atas, yang memiliki emosi spiritual dan sikap pejuang, benar-benar mampu berpartisipasi pada tingkatan spiritual dan dengan demikian memberikan kontribusi yang maksimum. "Untuk dapat berpartisipasi pada tingkatan spiritual", seseorang diharuskan untuk memiliki ego yang sangat rendah, indera keenam yang telah aktif dan mendalam serta suatu pemahaman kuat tentang spiritualitas murni yaitu di luar batasan sektarian atau agama teroganisir. Baru kemudian orang tersebut dapat memahami kehendak Tuhan dan bertindak sesuai dengan Nya dan bukan menurut kehendak sendiri. Sehubungan dengan tindakan-tindakan yang dilakukan orang tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan, ia dapat mengakses energi keTuhanan dan juga tidak membuat akun memberi-dan-menerima (‘give-and-take account’) melalui tindakan-tindakannya. Pengabdian orang tersebut juga membuat Tuhan bergegas untuk membantunya. Hal ini terjadi karena Tuhan bergegas untuk membantu orang yang sungguh-sungguh mengabdi kepadaNya, selain itu orang-orang yang terkait dengan si pengabdi dan misi nya juga terbantu. Hal ini dapat dimengerti dari analogi berikut. Ketika seorang pengabdi Tuhan, terperangkap di sebuah gedung di tengah-tengah gempa bumi, berteriak meminta bantuan Tuhan, maka Tuhan akan menyelematkannya. Tetapi orang lain di gedung itu juga akan terselamatkan secara otomatis.
Sebagian besar para pencari Tuhan di seluruh dunia, yang belum mempelajari aspek-aspek pertempuran non-fisik/ halus dari ilmu pengetahuan spiritual atau yang tidak memiliki indra keenam aktif, tidak mengetahui hal-hal tersebut di atas. Akibatnya, mereka tidak dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan dari kekuatan-kekuatan iblis dan mereka juga tidak dapat berpartisipasi dalam pertempuran itu. Kebanyakan para Saints (orang-orang Suci) di Bumi yang terlibat semata dalam praktik spiritual individu nya sendiri, juga tidak menyadari pertempuran ini. Sesuai dengan tingkat spiritual mereka, Tuhan berfungsi melalui mereka. Tapi selain dari fungsi itu, sedikit yang mereka dapat kontribusikan untuk pertempuran antara kebaikan dan kejahatan ini.
Terdapat sangat sedikit Saints (Orang-orang Suci) yang secara aktif terlibat dalam membimbing para pencari Tuhan untuk melakukan praktik spiritual demi masyarakat. Mereka melakukannya, karena kerinduan mereka untuk mendirikan Kebajikan di Bumi. Dengan demikian, mereka dengan lebih menyeluruh bersatu dengan Tuhan yang karakteristik dasarnya adalah Kebajikan. Praktik spiritual demi masyarakat mencakup dalam membantu umat manusia untuk memahami dan mempraktikkan spiritualitas menurut enam prinsip-prinsip dasar spiritualitas dan menjalani kehidupan mereka dengan kebajikan. Oleh karena itu, Tuhan berfungsi dalam tingkat yang jauh lebih besar melalui mereka. Akibatnya, mereka secara aktif terlibat dalam pertempuran non-fisik/ halus itu dan membimbing para pencari Tuhan untuk melawan kejahatan ini pada tingkatan spiritual. Semua orang dan tubuh-tubuh rohani/ halus di bawah tingkat spiritual 30%, mereka dengan ego yang tinggi, mereka yang terlibat dalam tindakan kriminal, kegiatan-kegiatan teroris, mereka yang melakukan pelanggaran-pelanggaran seksual serta mencemarkan dewa-dewi atau simbol-simbol penyembahan dan penghormatan, berjuang di pihak kekuatan- kekuatan jahat. Fundamentalis-fundamentalis agama berpikir bahwa mereka bertempur di sisi Tuhan dan menjalani (agama) terorisme tetapi mereka juga berada di bawah kekuatan-kekuatan jahat. Sebagai bagian dari pertempuran non-fisik/ halus ini, hantu-hantu dengan tingkat yang lebih tinggi (setan, iblis, energi negatif, dll) memaksa tubuh rohani/ halus para leluhur yang lemah secara spiritual untuk memanfaatkan akun memberi-dan-mengambil (give-and-take account) dengan keturunan-keturunan ‘baik’ mereka, dengan tujuan mempersulit mereka.
Lihat artikel – Mengapa orang-orang terkasih saya yang telah meninggal dan leluhur-leluhur saya lainnya ingin memberi saya rasa sakit?
8. Kapankah pertempuran pertama antara kebaikan dan kejahatan diperjuangkan?
Masa hidup alam semesta terbagi ke dalam 4 eras yaitu Satyayuga, Tretayuga, Dwaparyuga dan Kaliyuga. Era yang saat ini kita jalani, merupakan era terakhir dari alam semesta dan disebut sebagai Era Perselisihan (Kaliyuga) dan akan berlangsung selama 432,000 tahun. Kita saat ini berada di tahun ke 5,500 pada era Kaliyuga. (lihat ke gambar di bawah)
Dalam setiap era terdapat siklus-siklus kecil dari Satyayuga, Tretayuga, Dwaparyuga dan Kaliyuga. Setiap siklus kecil era terbagi lebih lanjut ke empat era yang bahkan lebih kecil lagi. Sub-divisi dari siklus-siklus mini di dalam siklus-siklus mini ini berulang terjadi sampai sedalam enam tingkatan. Siklus-mini terkecil berlangsung selama periode sekitar 1000 tahun. Angka 1000 adalah sesuai dengan perhitungan waktu di masa kini. Misalnya, siklus-mini terkait di dalam era Satyayuga akan jauh lebih lama. Ini karena Satyayuga adalah sebuah era yang memiliki komponen non-fisik/ halus sattva yang sangat tinggi. Salah satu karakteristik dari sattva adalah sifat ekspansif/ luas, sedangkan yang dari tama adalah pembusukan. Dengan demikian satu tahun dari Kaliyuga pada dasarnya berarti bertahun-tahun di Satyayuga. .
Pada awal penciptaan, 100% keseimbangan mendukung kekuatan-kekuatan baik sehubungan kekuatan-kekuatan iblis masih berada dalam bentuk terpendamnya/ benih. Ini karena dalam era pertama, yaitu Satyayuga, seluruh umat manusia terlibat dalam praktik spiritual. Bahkan, seluruh kehidupan mereka digunakan dengan sikap bahwa setiap aspek dari kehidupan mereka adalah praktik spiritual dan sebagai pelayanan kepada Tuhan. Ketika kaliyuga-mini di siklus-mini terakhir dari Satyayuga dimulai, jumlah orang yang berbuat jahat di bumi menjadi lebih dari 2% dari seluruh penduduk. Komponen non-fisik/ halus tama cukup tinggi bagi kekuatan-kekuatan jahat, yaitu hantu –hantu (iblis, setan, energi negatif, dll), untuk mencapai tuntutan mereka akan supremasi. Ini adalah pertempuran pertama antara kekuatan-kekuatan baik dan jahat dan pertempuran itu dikobarkan pada akhir dari siklus-mini Kaliyuga tersebut dalam siklus-mini terakhir dari Satyayuga .
9. Pertempuran non-fisik/ halus saat ini
Era yang kita jalani saat ini adalah kaliyuga, bagian dari kaliyuga, bagian dari kaliyuga, bagian dari kaliyuga, bagian dari kaliyuga, bagian dari Kaliyuga utama. Oleh karena itu kita hidup di bagian paling gelap dari siklus mini era Kaliyuga utama, di mana materialisme, kurangnya spiritualitas dan keegoisan manusia telah mencapai puncaknya. Semua ini mewakili peningkatan komponen tama pada manusia.
Di tahun 2006, keseimbangan antara kekuatan-kekuatan baik dan jahat berada dalam rasio 70:30. Saat ini pelaku-pelaku kejahatan di masyarakat telah mencapai angka 30%. Untuk bagian ini dari era tersebut, dapat diartikan bahwa komponen sattva telah mencapai titik terendahnya. Hal ini merupakan sesuatu yang mirip dengan pangsa pasar/ bursa saham di mana ketika indeks turun di bawah batas psikologisnya, kita mengatakan bahwa pasar saham telah terpuruk.
Seseorang mungkin bertanya, “Jika keseimbangan saat ini adalah 70 berbanding 30 mendukung yang baik, maka bagaimana bisa ada masalah?” Lagi pula, itu bertentangan dengan paragraf terakhir di poin satu yang menyatakan bahwa mayoritas orang di dunia adalah jahat. Jawabannya, sebagian besar kekuatan-kekuatan baik berada di wilayah-wilayah lebih tinggi dari alam semesta. Di alam-alam eksistansi tinggi ini, mereka telah menjadi satu dengan bentuk tak- berwujud (nirguṇ, nirgun) dari Tuhan sehingga mereka mempertahankan sikap pengamat. Kekuatan-kekuatan jahat mengambil keuntungan dari sikap/ keadaan dari kekuatan- kekuatan baik ini dan mempersiapkan diri mereka untuk menyerang dan membangun supremasi di Bumi.
Di waktu saat ini, manusia berada di ambang batas untuk menyaksikan suatu perubahan historis dari era mini kaliyuga ke era mini satyayuga di dalam era utama Kaliyuga. Perubahan dari era ini juga akan mendatangkan sarana untuk pembersihan planet dari orang-orang dan unsur-unsur yang dominan tama nya.
Tanpa diketahui sebagian besar umat manusia, di tahun-tahun 1999-2006, pertempuran utama antara 'baik' melawan 'jahat' telah terjadi di wilayah-wilayah non-fisik/ halus. Dalam dekade terakhir, pertempuran non-fisik ini juga telah terwujud sebagian kecil di alam fisik Bumi. Kita telah melihat meningkatnya intensitas bencana- bencana alam, perang-perang yang merajalela dan aktivitas anti sosial. Alasan utama terjadinya hal ini, karena adanya peningkatan dalam komponen halus/ non-fisik tama yang berhubungan dengan kejahatan yaitu hantu-hantu (setan, iblis, energi-energi negatif, dll.) dan masyarakat yang kurang dalam melakukan praktik spiritual dan Kebajikan sebagai gaya hidup mereka.
9.1 Perincian dari pertempuran non-fisik antara kebaikan dan kejahatan
Dimulai dari tahun 1999, pertempuran antara kebaikan melawan kejahatan telah menguat di wilayah-wilayah non-fisik/ halus. Dewa-Dewi dan Saints (orang-orang Suci) telah berjuang dalam pertempuran melawan kekuatan-kekuatan jahat yang sangat kuat ini yaitu hantu-hantu (setan, iblis, energi negatif, dll.) di dunia halus/ non-fisik. Pada dasarnya, perjuangan oleh kekuatan-kekuatan baik ini secara totalitas ada di wilayah halus/ non-fisik pada ‘tingkatan kekuasaan yang ada/ kehadiran’. Tingkatan dari kekuasaan yang ada/ kehadiran ini dapat dipahami dengan analogi dari Matahari. Setiap hari ketika Matahari terbit, bunga-bunga bermekaran. Matahari tidak meminta atau membuat bunga-bunga itu mekar. Ha itu terjadi secara otomatis oleh kehadiran Matahari. Demikian pula dengan kehadiran Sang Mahatahu, Sang Mahaada dan Sang Mahakuasa dari Saints (Orang-orang Suci) dan dewa-dewi, melalui kesadaran Ilahi mereka yang dipancarkan terus-menerus, mereka memerangi pertempuran itu.
Lihat artikel tentang Hirarki kekuasaan di alam semesta.
Para pencari Tuhan yang melakukan praktik spiritual demi kepentingan masyarakat berpartisipasi dalam pertempuran dengan kekuatan kecil mereka. Ketika mereka menyebarkan kesadaran akan spiritualitas dalam masyarakat sebagai bagian dari praktik spiritual mereka, mereka diserang oleh hantu (setan, iblis, energi negatif, dll). Para pencari Tuhan mampu mengatasi serangan ini dengan menggunakan metode-metode penyembuhan spiritual serta melalui kekuatan spiritual yang mereka peroleh melalui praktik spiritual dan berkat serta kasih karunia Tuhan. Kekuatan jahat di dunia non-fisik/ halus juga merasuki dan memberikan energi kepada unsur-unsur anti- sosial di alam Bumi, seperti yang ditunjukkan dalam diagram di bawah ini. Hasilnya, ketika kita melihat berita di televisi, kita dapat melihat dunia yang semakin kacau dengan kurangnya moralitas, perilaku gila, terorisme yang merajalela dan peperangan.
Karena sebagian besar orang tidak mengerti penyebab atau perspektif spiritual di balik kekacauaan di waktu saat ini, mereka mencoba untuk memperbaiki situasi melalui cara-cara fisik seperti melancarkan perang melawan terorisme, dll maupun secara psikologis dengan menyelenggarakan konvensi-konvensi, pertemuan tingkat tinggi (KTT) dll. Namun cara-cara ini bukanlah solusi. Pada dasarnya, karena semua unsur-unsur anti sosial didukung oleh (yaitu boneka dari) kekuatan-kekuatan jahat, tidak memungkinkan untuk membinasakan atau mengatasinya dengan cara-cara fisik atau psikologis. Bahkan jika yang terburuk dari unsur-unsur anti sosial dapat dimusnahkan, hantu-hantu (setan, iblis, energi negatif, dll) akan dengan mudahnya merasuki unsur anti sosial lainnya dengan memberi mereka kuasa spiritualnya. Kuasa spiritual ini jauh lebih kuat daripada kekuatan fisik apapun.
Keadaan di mana dunia berada pada tahun 2006 hanya dapat diperbaiki jika kejahatan di dunia non-fisik/ halus dapat diatasi. Ini merupakan alasan mengapa dewa- dewi dan Saints (Orang-orang suci) telah terlibat dalam pertempuran non-fisik/ halus, berjuang melawan hantu-hantu tingkat tinggi (penyihir) dari wilayah- wilayah neraka paling dalam, dengan kekuatan spiritual mereka di tahun 1999-2006.
Pertempuran non-fisik/ halus tersebut di atas mencapai puncaknya di tahun 2006 dan perlahan-lahan akan mulai mereda di tahun-tahun selanjutnya karena kekuatan-kekuatan 'baik' mengalahkan kekuatan-kekuatan 'jahat'. Unsur-unsur anti-sosial yang awalnya mendapatkan energi mereka dari penyihir-penyihir, yang merupakan bagian dari hantu-hantu (setan, iblis, energi negatif, dll) di alam non-fisik/ halus, tidak memiliki akses ke energi spiritual itu lagi. Sebagai hasilnya, unsur-unsur anti-sosial di Bumi dan seluruh umat manusia yang kerasukan dan terpengaruh akan berkurang. Akibatnya mereka akan dapat diatasi. Ini juga akan diikuti oleh suatu peperangan fisik yang mempengaruhi seluruh dunia. Pertempuran di alam fisik juga diperlukan untuk memusnahkan semua unsur-unsur dan orang-orang jahat dari permukaan Bumi. Dalam pertempuran fisik besar/ utama, yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang dan bersamaan dengan meningkatnya bencana-bencana alam, akan membuat populasi dunia berkurang banyak. Skala dari pertempuran fisik itu tidak akan seperti yang pernah di lihat oleh seseorang sebelumnya dan seluruh umat manusia akan terpegaruh. Orang-orang dengan tingkat spiritual lebih rendah, yaitu di bawah 30%, lebih mungkin terpengaruh dengan dampak buruk dalam perubahan ini. Mereka yang jahat akan dilenyapkan karena mereka akan berjuang di pihak jahat. Mereka yang duduk di tengah (netral), yaitu tidak pada sisi jahat maupun baik juga akan lenyap dalam baku tembak.
9.2 Apa yang terjadi setelah pertempuran
• Untuk kekuatan-kekuatan Iblis:
Setelah pertempuran usai, ketika kekuatan-kekuatan iblis halus/ non-fisik telah ditundukkan secara konklusif, mereka akan berhenti bertempur dan pergi melakukan praktik spiritual dengan ketat untuk mendapatkan kembali kekuatan spiritual mereka, supaya dapat menklaim kembali supremasi mereka di alam semesta. Sebagai hasil dari teratasinya kekuatan-kekuatan iblis tersebut, periode yang dominan sattva nya juga akan menyusul di Bumi dan di wilayah-wilayah di atas wilayah nether/ bawah (Bhuvalok, Bhuvaloka). Satyayuga-mini yang dikenal dengan Kerajaan Tuhan akan dimulai. Awalnya, era ini akan dikumandangkan pada seluruh wilayah di atas Bumi dan kemudian akan datang ke Bumi.
• Untuk umat manusia
Kita berada di tengah-tengah titik balik penting dalam sejarah umat manusia. Setelah pertempuran fisik, akan ada periode uji coba ketika dunia menyesuaikan dengan tatanan dunia baru dan memperbaiki kerusakan akibat pertmpuran tersebut. Pada saat ini, potensi untuk menjalankan Kerajaan Tuhan akan dibangkitkan pada orang-orang yang selamat dari pertempuran. Periode ini akan berlanjut hingga tahun 2022. Setelah periode yang banyak perubahan ini, umat manusia akan mengalami hampir seribu tahun kedamaian. Di era baru ini, akan ada pembaharuan mengenai kebangkitan spiritual dan menjamurnya disiplin-disiplin seperti ilmu pengetahuan Ayurveda/ Āyurvēda, yang sampai sekarang ini tidak diterima sebagai ilmu pengetahuan yang diakui luas oleh dunia.
Penting untuk dicatat bahwa seribu tahun ini akan menjadi era keTuhanan terakhir di alam semesta. Komponen sattva yang dihasilkan di era ini akan menjadi semua komponen yang tersedia bagi umat manusia sampai akhir alam semesta sekitar 400,000 tahun kemudian. Tidak akan ada lagi generasi baru dari komponen dasar non-fisik sattva setelah seribu tahun ini, sehubungan alam semesta akan perlahan-lahan memburuk ke arah tama dan oleh sebab itu menjalani disolusi/ peleburannya yang tak terelakkan.
Di antara semua alam-alam eksistensi di alam semesta, wilayah Bumi adalah yang paling kondusif untuk melakukanpraktik spiritual. Sayang sekali ketika periode perdamaian dan kemakmuran terjadi dan seiring dengan berjalannya waktu, umat manusia tersesat dalam kenikmatan-kenikmatan duniawi dan lupa akan praktik spiritualnya. Sebagai hasilnya, sattvikta mulai menurun. Akibatnya, terdapat kenaikan terus-menerus dalam ketidakbajikan yang selanjutnya mengurangi sattvikta dan meningkatkan raja-tama. Penurunan dalam sattva dan peningkatan dalam raja-tama ini mempengaruhi semua wilayah. Meskipun hal itu hanya mempengaruhi wilayah-wilayah halus/ non-fisik secara fraksional, penurunan marjinal dalam komponen sattva tersebut menyebabkan gangguan parah pada tubuh-tubuh non-fisik ‘baik’, di wilayah-wilayah di atas Bhuvalok yang terbiasa dengan tingkat sattva yang tinggi dan merata sepanjang waktu.
10. Arti penting spiritual dari waktu saat ini
Salah satu aspek dari praktik spiritual adalah untuk melampaui komponen-komponen dasar halus, yaitu seseorang harus maju dari status raja-tama nya saat ini ke sattva dan pada akhirnya melampaui bahkan lebih dari sattva. Selama periode sebelum terjadinya alam semesta, ketiga komponen-komponen dasar halus ada dalam proporsi yang sama, yaitu mereka menihilkan atau menyeimbangkan satu sama lain. Sepanjang waktu setelah terjadinya alam semesta, komponen dasar halus tertentu telah menjadi dominan. Misalnya di Satyayuga, komponen sattva lebih dominan dan sekarang di kaliyuga komponen raja-tama yang lebih dominan.
Sangat bermanfaat untuk melakukan praktik spiritual selama periode-periode senja/ twilight seperti matahari terbenam, matahari terbit dan gerhana. Alasannya, selama periode ini ketiga komponen-komponen non-fisik dari sattva, raja dan tama berada dalam proporsi-proporsi yang sama seperti pada waktu pra-alam semesta. Oleh karena itu, menjadi lebih mudah dalam melakukan praktik spiritual untuk maju ke sebuah kondisi yang melampaui tiga komponen-komponen non-fisik/ halus ini. Sebagaimana Tuhan melampaui ketiga komponen ini, dengan diri kita sendiri melampaui ketiga komponen ini, kita bergabung ke dalam Tuhan yang merupakan tujuan pokok dalam pertumbuhan spiritual.
Periode di antara tahun 1999-2022 merupakan sebuah periode senja diantara dua era, sehubungan bergeraknya kita dari zaman yang lebih gelap (mini-kaliyuga) ke yang lebih baik (mini-satyayuga) dalam era utama Kaliyuga. Selama periode senja 23 tahun ini, praktik spiritual apapun yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar spiritualitas akan sangat bermanfaat bagi seseorang.
Bahkan, setiap tahun praktik spiritual yang dilakukan dalam 23 tahun ‘senja’ ini, setara dengan 50 tahun selama berlangsungnya sebuah era. Mengambil masa dewasa sekitar 50 tahun dalam rata-rata umur manusia; praktik spiritual yang dilakukan dalam 23 tahun ini akan setara dengan 1000 tahun. Cara lain untuk melihat hal itu, kita akan mendapatkan manfaat dari 20 kehidupan praktik spiritual dalam satu kehidupan saja.
- kekuasaan di alam semesta
- ke tiga komponen-komponen non-fisik/ halus dari sattva, raja dan tama?
- Praktik spiritual pakah yang dapat saya lakukan?
- Penjelasan di balik meningkatnya intensitas dari bencana-bencana alam
- Berapakah persentase orang yang terpengaruh oleh hantu-hantu (setan, iblis, energi-energi negatif, dll.)?