Bagian 2: Pertempuran saat ini antara ‘baik’ dan ‘jahat’?
Daftar isi
- 1. Dimanakah pertempuran ini diperjuangkan?
- 2. Kapankah pertempuran diantara ‘baik’ dan ‘jahat’ menjadi intensif?
- 3. Siapakah yang berpartisipasi dalam pertempuran antara ‘baik’ dan ‘jahat’?
- 4. Pertempuran non-fisik/ halus saat ini
- 5. Rincian dari pertempuran non-fisik saat ini antara ‘baik’ dan ‘jahat’
- 6. Makna spiritual dari waktu saat ini
- 7. Jalan ke depan setelah pertempuran antara ‘baik’ dan ‘jahat’
- 8 Dalam Rangkuman
1. Dimanakah pertempuran ini diperjuangkan?
Pertempuran antara ‘baik’ dan ‘jahat’ diperjuangkan terutama di dunia-dunia halus/ non-fisik (dimensi spiritual) di antara kekuatan-kekuatan non-fisik ‘baik’ dan ‘jahat’. Pertempuran tersebut, meskipun terjadi pada suatu skala yang jauh lebih besar daripada peretempuran apapun di Bumi (Bhūlok), hanya dapat dirasakan oleh seseorang yang mempunyai indera keenam yang aktif dan mendalam.
Setelah kekuatan-kekuatan ‘baik’ halus/ non-fisik mulai memenangi pertempuran non-fisik tersebut, hal itu akan diikuti oleh suatu pertempuran di alam fisik yaitu di Bumi. Pertempuran di alam fisik ini mempengaruhi seluruh dunia tetapi diperlukan untuk memusnahkan pelaku-pelaku ‘kejahatan’ dari permukaan Bumi. Pada awalnya medan pertempuran termanifestasi/ terwujud di Bumi pada pikiran manusia dan kita sepertinya hidup di dunia yang sudah menjadi gila. Ini kurang lebih seperti keadaan dunia kita di masa sekarang. Hal ini disebabkan terutama oleh energi negatif yang merasuki atau mempengaruhi umat manusia. Seiring dengan ini ada peningkatan intensitas dari bencana alam (banjir, tsunami, epidemi, kekeringan dll). Nantinya pertempuran di alam halus. non-fisik tersebut, termanifestasi ke tingkat yang lebih besar dan meningkatkan gejolak di Bumi. Hal itu akhirnya akan berujung pada Perang Dunia ke-3 bersamaan dengan bencana-bencana alam yang parah. Bencana-bencana alam merupakan cara alam untuk membersihkan planet Bumi dari unsur-unsur yang dominan Tama nya dan oleh sebab itu memberi jalan untuk dunia yang lebih baik.
2. Kapankah pertempuran diantara ‘baik’ dan ‘jahat’ menjadi intensif?
Pertempuran antara ‘baik’ dan ‘jahat’ menjadi intensif ketika komponen dasar non-fisik/ halus Sattva ke suatu titik yang relatif rendah (atau titik terendah) dan komponen dasar non-fisik Tama mencapai puncak relatif nya. Penurunan dalam komponen Sattva adalah suatu fungsi dari proporsi orang yang berbuat ‘jahat’ di Bumi. Jumlah berkurangnya komponen Sattva berbeda dari waktu ke waktu dan berubah dengan setiap era nya. Misalnya, periode terburuk Satyayug (era pertama alam semesta) akan jauh lebih banyak sāttvik nya dibandingkan dengan periode yang memiliki sāttviktā tertinggi di seluruh Kaliyug (yang merupakan era alam semesta pada saat ini).
Mohon dicatat: Angka-angka untuk ketiga era pertama adalah untuk era utama dan bukan untuk siklus-siklus kecil di dalamnya.
Di masa depan, di siklus-siklus kecil berikutnya, titik terendah akan terjadi setelah pelaku-pelaku kejahatan telah melewati persentase 35%, 40%, dll. Ketika persentasenya menjadi 100%, alam semesta akan punah karena seluruh populasi harus dimusnahkan oleh Tuhan YME.
3. Siapakah yang berpartisipasi dalam pertempuran antara ‘baik’ dan ‘jahat’?
- Sebagian besar pencari Tuhan YME tidak menyadari pertempuran halus ini karena mereka tidak memiliki kemampuan indra keenam untuk memahami hal tersebut dan mereka juga tidak diberitahu tentang hal itu. Sebagai akibatnya, mereka tidak dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan oleh kekuatan jahat, mereka juga tidak dapat berpartisipasi dalam pertempuran. Kebanyakan para Suci (Saints) di Bumi yang terlibat murni dalam praktek spiritual individual mereka sendiri saja juga tidak menyadari pertempuran ini. Sesuai dengan tingkat spiritual mereka, Tuhan berfungsi melalui mereka. Tapi selain fungsi itu, hanya sedikit saja yang mereka kontirbusikan kepada kekuatan yang ‘baik’ dalam pertempuran ‘baik’ dan ‘jahat’.
- Orang-orang dan tubuh-tubuh halus/ rohani di pihak baik, dalam kisaran 30-50% tingkat spiritual, memiliki pemahaman tentang masalah ini hanya pada tingkat psikologis. Karena mereka tidak memiliki kekuatan spiritual di atas 50%, mereka dapat berkontribusi sedikit saja pada tingkatan spiritual. Orang-orang seperti itu yang berjuang secara fisik di Bumi biasanya akan lenyap. Tetapi setidaknya mereka mengakumulasi pahala karena mereka berjuang di sisi Tuhan.
- Mereka pada tingkat spiritual 50% ke atas, yang memiliki emosi spiritual (bhāv) dan sikap pejuang benar-benar mampu untuk berpartisipasi dalam pertempuran pada tingkatan spiritual. Untuk dapat berpartisipasi dalam pertempuran tersebut dan pada tingkatan spiritual mengharuskan seseorang untuk memiliki ego yang sangat rendah, indera keenam yang telah aktif dan mendalam dan suatu pemahaman kuat tentang spiritualitas murni yaitu di luar batasan sektarian atau agama teroganisir. DI sini para ‘pencari’ bertindak di bawah bimbingan para Suci tingkat tinggi yang mampu mengakses Pikiran dan Akal budi Alam Semesta dan memahami kehendak Tuhan. Sehubungan tindakan-tindakan yang dilakukan orang tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan, orang tersebut dapat mengakses energi Ilahi dan juga tidak membuat akun memberi-dan-menerima dengan tindakan-tindakannya. Pengabdian orang tersebut juga membuat Tuhan bergegas untuk membantunya. Hal ini disebabkan karena Tuhan bergegas untuk membantu yang sungguh mengabdi kepadaNya, dan juga orang-orang yang terkait dengan si pengabdi dan misi nya juga terbantu. Ini dapat dimengerti dari analogi berikut. Ketika seorang pengabdi Tuhan, yang terperangkap di sebuah gedung di tengah-tengah terjadinya gempa bumi, berteriak meminta bantuan Tuhan, Tuhan akan mengirim orang untuk menyelematkannya. Dengan berbuat demikian, orang lain di gedung tersebut juga akan diselamatkan.
- Terdapat sangat sedikit Saints (Orang-orang Suci) yang secara aktif terlibat dalam membimbing para ‘pencari Tuhan’ untuk melakukan praktik spiritual demi kepentingan masyarakat dan membimbing mereka melalui masa-masa buruk ini. Mereka melakukannya, karena kerinduan mereka untuk mendirikan Kebajikan (Dharma) di Bumi. Oleh sebab itu, para Suci ini bersatu lebih menyeluruh dengan Tuhan yang karakteristik dasarnya adalah Kebajikan. Praktik spiritual demi kepentingan masyarakat mencakup dalam membantu umat manusia memahami dan mempraktikkan Spiritualitas menurut enam prinsip-prinsip dasar spiritualitas dan hidup dalam kebajikan. Sesuai dengan itu, Tuhan berfungsi dalam tingkat yang jauh lebih besar melalui mereka. Para Suci ini secara aktif terlibat dalam pertempuran non-fisik/ halus itu dan membimbing para pencari Tuhan untuk melawan kejahatan ini pada tingkatan spiritual.
- Semua orang dan tubuh-tubuh rohani/ halus di bawah tingkat spiritual 30% dengan ego yang tinggi, dan yang menunjukkan perilaku anti sosial dianggap berada di sisi kekuatan-kekuatan ‘jahat’. Jenis-jenis orang seperti ini terlibat dalam tindakan kriminal atau kegiatan-kegiatan teroris, korupsi, pelanggaran-pelanggaran seksual dan mencemarkan dewa-dewi atau simbol-simbol penyembahan dan penghormatan. Fundamentalis-fundamentalis agama berpikir bahwa mereka bertempur di sisi Tuhan dan menjalani terorisme (agama) tetapi mereka juga berada di bawah kekuatan-kekuatan jahat. Sebagai bagian dari pertempuran non-fisik/ halus ini, hantu-hantu dengan tingkat yang lebih tinggi (setan, iblis, energi negatif, dll) seperti makhluk halus-penyihir (māntriks) memaksa tubuh rohani/ halus para leluhur yang lemah secara spiritual untuk memanfaatkan akun memberi-dan-menerima (karma) dengan keturunan-keturunan ‘baik’ mereka, untuk mempersulit mereka.
Lihat ke artikel – Mengapa orang-orang terkasih saya yang telah meninggal dan leluhur-leluhur saya lainnya ingin memberi saya rasa sakit?
4. Pertempuran non-fisik/ halus saat ini
Era yang kita hidup saat ini adalah Kaliyug, bagian dari kaliyug tersebut, bagian dari kaliyug tersebut, bagian dari Kaliyug tersebut, bagian dari kaliyug tersebut, bagian dari Kaliyug utama. Oleh karena itu kita hidup di bagian paling gelap dari siklus mini era Kaliyug utama di mana materialisme, kurangnya Spiritualitas dan keegoisan manusia telah mencapai puncaknya. Semua ini mewakili meningkatnya komponen Tama pada manusia.
Di tahun 2006 keseimbangan antara kekuatan-kekuatan ‘baik’ dan ‘jahat’ berada dalam rasio 70:30. Saat ini pelaku-pelaku kejahatan di masyarakat telah mencapai angka 30%. Untuk bagian inidari era Kaliyug, hal ini berarti bahwa komponen Sattva telah mencapai titik terendahnya. Hal tersebut adalah sesuatu yang mirip dengan pangsa pasar/ bursa saham di mana ketika indeks turun di bawah batas psikologis kita mengatakan bahwa pasar saham telah terpuruk.
Seseorang mungkin bertanya, “Jika keseimbangan saat ini adalah 70 berbanding 30 mendukung yang baik, maka bagaimana bisa tedapat permasalahan?” Lagi pula, itu bertentangan dengan paragraf terakhir di poin satu yang menyatakan bahwa mayoritas orang di dunia adalah ‘jahat’. Jawabannya adalah sebagian besar kekuatan-kekuatan ‘baik’ berada di wilayah-wilayah lebih tinggi dari alam semesta. Di alam-alam eksistansi tinggi ini mereka telah menjadi satu dengan bentuk tak-berwujud (nirguṇ, nirgun) dari Tuhan sehingga mereka mempertahankan sikap pengamat terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan memiliki sikap bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan YME. Kekuatan-kekuatan ‘jahat’ mengambil keuntungan dari sikap/ keadaan dari kekuatan-kekuatan ‘baik’ ini dan mempersiapkan diri mereka untuk menyerang dan membangun supremasi di Bumi.
Di waktu saat ini, manusia berada di ambang batas untuk menyaksikan suatu perubahan historis dari era mini Kaliyug ke era mini Satyayug di dalam era utama Kaliyug. Perubahan dari era ini juga akan menghasilkan suatu sarana untuk membersihkan planet Bumi dari orang-orang dan unsur-unsur yang dominan Tama nya.
Tanpa diketahui sebagian besar umat manusia, di tahun 1999-2006, sebuah pertempuran besar antara ‘baik’ melawan ‘jahat’ telah terjadi di wilayah-wilayah non-fisik/ halus. Dalam dekade terakhir ini, pertempuran non-fisik ini juga telah terwujud sebagian kecil di alam fisik Bumi. Kita telah melihat meningkatnya intensitas bencana-bencana alam, peperangan yang merajalela dan aktivitas anti sosial. Alasan utama untuk hal ini adalah karena peningkatan dalam komponen halus/ non-fisik Tama yang berhubungan dengan kejahatan yaitu hantu-hantu (setan, iblis, energi-energi negatif, dll.) dan masyarakat yang kurang dalam melakukan praktik spiritual dan Kebajikan sebagai gaya hidup.
5. Rincian dari pertempuran non-fisik saat ini antara ‘baik’ dan ‘jahat’
Dimulai dari tahun 1999, pertempuran antara ‘baik’ melawan ‘jahat’ telah meningkat di wilayah-wilayah non-fisik/ halus. Dewa-Dewi dan Saints (orang-orang Suci) telah berjuang dalam pertempuran melawan kekuatan-kekuatan jahat yang sangat kuat ini seperti makhluk-makhluk halus penyihir di dunia non-fisik. Perjuangan oleh kekuatan-kekuatan baik ini secara totalitas berada di wilayah non-fisik dan terjadi pada ‘tingkatan eksistensi kekuasaan (keberadaan)’. Tingkatan eksistensi kekuasaan tersebut dapat dipahami dengan analogi dari Matahari. Setiap hari ketika Sang Matahari terbit, bunga-bunga bermekaran. Matahari tidak meminta atau membuat bunga-bunga tersebut bermekaran. Hal itu terjadi secara otomatis oleh kehadiran Sang Matahari. Demikian juga, hanya dengan keberadaan Mereka, Para Suci (Saints) dan Dewa-Dewi yang mahatahu, mahaada dan mahakuasa serta, melalui kesadaran Ilahi (Chaitanya) mereka yang dipancarkan terus-menerus, memerangi pertempuran tersebut.
Lihat ke artikel tentang – Hirarki kekuasaan di alam semesta
Para pencari Tuhan yang melakukan praktik spiritual demi kepentingan masyarakat berpartisipasi dalam pertempuran ini dengan kekuatan kecil mereka. Ketika mereka menyebarkan kesadaran tentang Spiritualitas di dalam masyarakat (sebagai bagian dari praktik spiritual mereka), mereka diserang oleh energi-energi negatif dari dimensi spiritual. Para pencari Tuhan mampu mengatasi serangan-serangan ini dengan menggunakan metode-metode penyembuhan spiritual serta melalui kekuatan spiritual yang mereka peroleh melalui praktik spiritual dan berkat serta yang paling penting rahmat karunia Tuhan. Kekuatan jahat di dunia non-fisik/ halus juga merasuki dan memberikan energi kepada unsur-unsur anti-sosial di alam Bumi seperti yang ditunjukkan di diagram di bawah ini. Hasilnya adalah ketika kita melihat berita di televisi, kita melihat dunia yang semakin kacau dengan berkurangnya moralitas, perilaku gila, terorisme yang merajalela dan peperangan.
Karena sebagian besar orang tidak mengerti penyebab atau perspektif spiritual di balik kekacauaan di waktu sekarang ini, mereka mencoba untuk memperbaiki situasi melalui cara-cara fisik seperti melancarkan perang melawan terorisme atau secara psikologis dengan menyelenggarakan konvensi-konvensi, pertemuan tingkat tinggi (KTT) dll. Namun jal ini bukanlah solusi karena semua unsur-unsur anti sosial didukung oleh (yaitu boneka dari) kekuatan-kekuatan ‘jahat’. Sebagai hasilnya, tidak memungkinkan untuk membasmi atau mengatasi dengan cara-cara fisik atau psikologis. Bahkan jika yang terburuk dari unsur-unsur anti sosial dapat dimusnahkan, hantu-hantu (setan, iblis, energi negatif, dll) akan dengan mudahnya merasuki unsur anti sosial lainnya dengan memberi mereka kekuatan spiritualnya. Kekuatan spiritual ini jauh lebih kuat daripada kekuatan fisik apapun.
Kondisi di mana dunia berada di saat ini hanya dapat diperbaiki jika kejahatan di dunia non-fisik/ halus dapat diatasi. Ini adalah alasan mengapa Dewa-Dewi dan para Orang Suci (serta pencari Tuhan pada tingkatan yang lebih rendah) telah terlibat dalam pertempuran non-fisik/ halus, berjuang melawan hantu-hantu tingkat tinggi (makhluk halus penyihir) dari wilayah-wilayah Neraka (Pātāl) paling dalam, dengan kekuatan spiritual mereka selama tahun 1999-2025.
Pertempuran non-fisik/ halus mencapai puncaknya di tahun 2018 dan perlahan-lahan akan mulai mereda di tahun-tahun selanjutnya karena kekuatan-kekuatan ‘baik’ mengalahkan kekuatan-kekuatan ‘jahat’. Unsur-unsur anti-sosial yang awalnya mendapatkan energi mereka dari makhluk-makhluk halus penyihir di alam non-fisik/ spiritual, tidak akan memiliki akses ke energi spiritual itu. Sebagai hasilnya, unsur-unsur anti-sosial di Bumi dan seluruh umat manusia yang kerasukan dan terpengaruh akan berkurang. Akibatnya, mereka akan bisa diatasi. Hal ini juga akan diikuti oleh suatu peperangan fisik yang mempengaruhi seluruh dunia. Pertempuran di fisik juga diperlukan untuk memusnahkan semua unsur-unsur dan orang-orang ‘jahat’ dari permukaan Bumi. Dalam pertempuran fisik utama yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang bersamaan dengan meningkatnya bencana-bencana alam populasi dunia akan berkurang banyak. Skala dari pertempuran fisik itu tidak akan seperti yang seorang pernah lihat sebelumnya dan seluruh umat manusia akan terpegaruh. Orang-orang dengan tingkat spiritual lebih rendah yaitu di bawah 30% lebih mungkin terpengaruh dengan dampak yang buruk dalam perubahan ini. Mereka yang jahat akan dilenyapkan karena mereka akan berjuang di pihak jahat. Mereka yang duduk di tengah (netral), yaitu tidak pada sisi ‘jahat’ maupun ‘baik’ juga akan lenyap dalam baku tembak.
6. Makna spiritual dari waktu saat ini
Sepanjang waktu setelah terjadinya alam semesta, komponen dasar halus tertentu telah menjadi dominan. Misalnya di Satyayug, komponen Sattva lebih dominan dan sekarang di Kaliyug komponen Raja–Tama yang lebih dominan.
Periode di antara tahun 1999-2025 merupakan suatu periode senja diantara dua era ketika kita bergerak dari zaman yang lebih gelap (mini-Kaliyug) ke yang lebih baik (mini-Satyayug) dalam era utama Kaliyug. Selama periode senja 25 tahun ini, praktik spiritual apapun yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar spiritualitas akan sangat bermanfaat bagi seseorang.
Kenyataannya, setiap tahun praktik spiritual yang dilakukan dalam periode 25 tahun ‘senja’ ini setara dengan 50 tahun pada periode waktu lainnya. Melihat masa dewasa selama sekitar 50 tahun dalam rata-rata umur manusia saat ini; praktik spiritual yang dilakukan dalam 25 tahun ini akan setara dengan 1250 tahun. Dengan kata lain kita akan mendapatkan manfaat 20 kehidupan latihan spiritual hanya dalam satu kehidupan ini saja.
7. Jalan ke depan setelah pertempuran antara ‘baik’ dan ‘jahat’
7.1 Untuk kekuatan-kekuatan iblis
Setelah pertempuran ‘baik’ melawan ‘jahat’ usai, ketika kekuatan jahat yang halus telah ditundukkan secara meyakinkan, mereka akan menghentikan pertempuran dan pergi untuk melakukan ‘latihan spiritual’ intensif untuk mendapatkan kembali kekuatan spiritual agar kekuatan-kekuatan tersebut dapat sekali lagi mencoba untuk mendapatkan kembali supremasi di alam semesta. Selain itu, sebagai hasil dari teratasinya kekuatan-kekuatan jahat, maka periode yang didominasi oleh Sattva (kemurnian spiritual) akan menyusul di wilayah bumi dan semua wilayah di atas wilayah Nether/ Bawah (Bhuvarlok). Mini-Satyayug yang dikenal sebagai Kerajaan Ilahi akan dimulai. Era ini diumumkan pertama-tama di semua wilayah halus di atas Bumi dan kemudian terjadi di Bumi juga.
7.2 Untuk umat manusia
Kita berada di tengah-tengah titik balik penting dalam sejarah umat manusia. Setelah pertempuran fisik tersebut, akan terjadi periode uji coba ketika dunia menyesuaikan dengan tatanan dunia baru dan memperbaiki kerusakan-kerusakan. Selama masa ini, potensi untuk menjalankan Kerajaan Ilahi akan dibangkitkan pada orang-orang yang selamat. Setelah periode kehancuran ini, umat manusia akan mengalami sekitar seribu tahun periode kedamaian. Di era baru tersebut, akan terjadi pembaharuan akan kebangkitan spiritual dan berkembangnya disiplin-disiplin seperti ilmu pengetahuan Ayurveda / Āyurvēda, yang sampai sekarang tidak diterima sebagai ilmu pengetahuan yang diakui luas oleh dunia modern.
Penting untuk dicatat bahwa seribu tahun ini akan menjadi era Kesucian terakhir di alam semesta. Komponen sattva yang dihasilkan di era ini akan menjadi cadangan terakhir bagi umat manusia sampai akhir dari alam semesta sekitar 432.000 tahun kemudian. Tidak akan ada pembentukan baru dari komponen dasar non-fisik sattva setelah seribu tahun ini karena alam semesta akan perlahan-lahan memburuk ke arah tama menuju disolusi/peleburannya yang tak terelakkan.
Di antara semua alam-alam eksistensi di alam semesta, wilayah Bumi adalah yang paling kondusif untuk melakukan latihan spiritual. Sayang sekali ketika periode perdamaian dan kemakmuran terjadi, seiring dengan berjalannya waktu, umat manusia tersesat dalam kenikmatan-kenikmatan duniawi dan melupakan praktik spiritual. Sebagai hasilnya, sattvikta mulai menurun. Akibatnya terdapat kenaikan terus-menerus dalam ketidakbajikan yang mengurangi sattvikta lebih lanjut dan meningkatkan Raja–Tama. Penurunan dalam Sattva dan peningkatan dalam Raja–Tama ini mempengaruhi semua wilayah di Alam Semesta. Meskipun hal itu hanya mempengaruhi wilayah-wilayah halus/ non-fisik secara fraksional, bahkan penurunan marjinal dalam komponen Sattva tersebut menyebabkan gangguan parah pada tubuh-tubuh halus/ rohani ‘baik’ di wilayah-wilayah di atas Wilawah Bawah (Nether Region) yang terbiasa dengan tingkat Sattva yang tinggi dan merata sepanjang waktunya.
Informasi lebih lengkap mengenai waktu mendatang telah diberikan dalam artikel kami tentang Hari Kiamat (Armageddon)
8 Dalam Rangkuman
Bagi para ‘pencari Tuhan YME’ yang ingin tumbuh secara spiritual, 25 tahun ini merupakan kesempatan langka untuk petumbuhan spiritual. Setiap upaya yang dilakukan untuk mencapai kesadaran Tuhan YME dalam tahun-tahun tersebut akan memiliki efek berlipat-lipat. Jika Anda tidak tahu bagaimana untuk menjalankan latihan Spiritual, maka kunjungilah artikel kami – Mulailah perjalanan spiritualmu
Para penjahat dan unsur anti-sosial di Bumi menjadi boneka-boneka di tangan energi negatif halus. Itulah mengapa untuk mengurangi kekuatan energi-energi negatif, semua pencari perlu meningkatkan latihan spiritual dengan menyebut dan mengulang-ulang Nama Tuhan dan pengabdian kepada Tuhan. Membantu dalam penyebaran Spiritualitas bersama dengan membuat upaya-upaya untuk mengurangi ego dan gangguan-gangguan kepribadian menghasilkan pertumbuhan spiritual yang cepat.
Para pencari di atas tingkat spiritual 60% dapat menyebut dan mengulang Nama Tuhan dan berdoa untuk kehancuran dari energi-energi negatif dalam bimbingan para Suci (Saints).