Daftar isi
- 1. Perbedaan dalam metodologi penelitian yang digunakan oleh ‘ilmu pengetahuan modern’ dibandingkan ‘ilmu pengetahuan spiritual’
- 2. Memverifikasi akurasi dari penelitian spiritual
- 3. Di manakah penelitian spiritual terutama dilakukan?
- 4. Bagaimana anda dapat menerapkan sistem persentase pada fenomena spiritual?
- 5. Mengapa studi-studi penelitian lainnya tidak memperoleh kesimpulan yang sama?
- 6. Keuntungan-keuntungan dari metode penelitian spiritual ini
- 7. Rangkuman
1. Perbedaan dalam metodologi penelitian yang digunakan oleh ‘ilmu pengetahuan modern’ dibandingkan ‘ilmu pengetahuan spiritual’
Seperti terlihat di diagram di atas, ketika kita melakukan penelitian dalam ilmu pengetahuan modern, kita mengikutilangkah-langkah dasar atau umum untuk mencapai suatu kesimpulan atau untuk menerima atau menolak hipotesa nol. Karena kesimpulan tergantung pada hipotesanya, maka penelitian tidak selalu mencermikan yang sebenarnya. Mengingat bahwa sebagian besar masyarakat tidak menyadari akan adanya dimensi spiritual, maka tidak dapat dihindari bahwa sebagian besar hipotesa tidak akan mempertimbangkan akar penyebab spiritualnya. Sebaliknya, di dalam penelitian spiritual, para pencari Tuhan dengan indra keenam yang mendalam memperoleh jawaban-jawaban dari Pikiran dan Akal Budi (Intelek) Alam Semesta hanya dengan mengajukan pertanyaan atau dengan kata lain beberapa langkah yang diperlukan dalam penelitian ilmu pengetahuan modern tidak diperlukan. Oleh sebab itu, ketika mendapatkan jawabannya, maka alam fisik, psikologis dan spiritual juga turut disertakan. Namun, tingkat ‘Kebenaran’ (Akurasi) dalam jawaban tersebut akan sebanding dengan tingkat indra keenam dari pencari yang melakukan penelitian.
Salah satu perbedaan yang sangat mencolok antara kedua jenis penelitian tersebut adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Sebagai contoh, seandainya kita ingin mengetahui negara yang mana di dunia yang memiliki masyarakat yang paling bahagia:
-
Jika kita melalui dengan metode penelitian tradisional, maka kita perlu mengikuti langkah-langkah umum yang disebutkan di atas. Kita akan perlu menggunakan metode statistik untuk membuat sampel tentang segmen populasi dan akhirnya tiba pada suatu kesimpulan di mana setelah berminggu-minggu melakukan pengambilan sampel data dan analisa. Walaupun begitu, mungkin kita hanya dapat menguji hipotesa tersebut hingga suatu titik tertentu .
-
Dengan penelitian spiritual, apa yang perlu kita lakukan adalah bermeditasi untuk membangun hubungan dengan Pikiran dan Akal Budi Semesta yang akan memberikan angka-angkanya. Dalam hal Individu yang telah berkembang secara spiritual di atas tingkat pencapaian spiritual 90 %, tidak diperlukan untuk bermeditasi. Mereka hampir terus-menerus berada dalam persekutuan yang terus-menerus dengan Pikiran dan Akal budi Semesta (pikiran dan akal budi Tuhan). Keseluruhan proses dalam penelitian spiritual tidak akan mengambil waktu lebih dari beberapa detik.
Catatan: Meskipun ide dari penelitian spiritual mungkin tampak mudah, yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada Pikiran dan Akal Budi Semesta dan kemudian mendapatkan jawabannya, namun pada kenyataannya hanya sedikit orang yang mampu melakukannya. Alasan dari hal ini karena hanya setelah melakukan latihan spiritual yang intensif selama masa hidupnya, barulah seseorang dapat memperoleh kemampuan tersebut. Seperti ibaratnya, menjadi sangat sukses dalam kehidupan duniawi adalah sebuah permainan anak-anak dibandingkan dengan menjadi seorang pencari Tuhan YME yang baik dengan tingkat pencapaian spiritual di atas 70 %.
Megacu ke artikel yang memberikan perincian dari Saints (para Suci) dan para Guru atas tingkat spiritual 70 % .
2. Memverifikasi akurasi dari penelitian spiritual
Pengetahuan yang secara independen diterima tentang topik apapun melalui indra keenam oleh berbagai pencari Tuhan di Spiritual Science Research Foundation (SSRF) sangat identik. Satu-satunya perbedaan di dalam analisa di antara berbagai pencari yang melakukan penelitian spiritual mungkin terdapat di dalam kedalaman informasi yang diterimanya, tergantung pada kemampuan indra keenam dari masing-masing pencari. Yang Mulia Dr Athavale memverifikasi semua temuan yang dilaporkan oleh semua pencari.
Sebagai contoh, perincian tentang 'apa yang sebenarnya terjadi di dimensi spiritual/ halus ketika seseorang yang dirasuki setan dirawat dengan metode penyembuhan spiritual' sebagaimana yang dilaporkan oleh berbagai pencari ditemukan sebagai identik. Varian-varian mungkin terdapat di dalam rincian yang berada di belakang serangan itu. Seorang pencari dengan kemampuan indra keenam menengah mungkin menganggap bahwa hal itu adalah serangan yang disebabkan oleh hantu (setan, iblis, energi negatif dll) di wilayah ke-3 dari Neraka (Pātāl). Namun seorang pencari dengan indra keenam yang bahkan lebih mendalam dapat memberitahu kita juga tentang hantu dari wilayah ke-6 dari Neraka yang menyediakan energi hitam untuk hantu dari wilayah ke-3 dari neraka tersebut.
2.1 Akurasi tergantung pada siapa yang memimpin tim peneliti spiritual
Cukup sering kita mendengar tentang pewaskita dan medium (perantara) yang memiliki kemampuan untuk melihat ke dalam dimensi spiritual. Paranormal, medium dan pewaskita di bawah tingkat pencapaian spiritual 70 % menerima pengetahuan dari tubuh-tubuh rohani/ halus. Tubuh-tubuh halus atau roh-roh tersebut umumnya berada di tingkat pencapaian spiritual yang sama dengan paranormal, medium atau pewaskita tersebut. Hal ini juga berdampak pada akurasi dan tingkat pengetahuan yang diterima.
Untuk memahami konsep ini, dibuat dengan pertimbangan suatu skala dari 0 sampai 100%, dimana tidak adanya pengetahuan adalah 0 %, pengetahuan terendah yang dapat dipahami oleh akal budi (intelek) adalah 1 % dan pengetahuan yang tersedia dari akal budi Semesta adalah 100%. Seseorang di tingkat pencapaian spiritual 40% pada umumnya menerima pengetahuan dari tubuh halus pada tingkat spiritual yang sesuai dengannya yaitu 40%, namun akurasi dari pengetahuan tersebut adalah 40% dan kualitas dari pengetahuannya juga 40 %
Hingga tingkat pencapaian spiritual 70 %, proses penerimaan pengetahuan akan lebih besar kemungkinannya berasal dari hantu (setan, iblis, energi negatif dll) dan oleh sebab itu suatu proporsi dari energi hitam menyertainya. Mereka yang tidak menyadari mekanisme-spiritual/ halus dari proses diterimanya pengetahuan pengetahuan mungkin akan mengabaikan aspek ini dan karenanya akan percaya buta secara implisit dalam semua pengetahuan yang diterima. Jika pengetahuan yang diterima berasal dari tubuh rohani, maka terdapat kemungkinan kuat bahwa pengetahuan tersebut mungkin salah sebagian atau salah seluruhnya. Tubuh-tubuh halus negatif (hantu) tersebut biasanya memberikan beberapa pengetahuan yang benar di awal untuk mengumpulkan kepercayaan. Setelah kepercayan terbangun, mereka terus-menerus memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dengan tingkatan yang bervariasi.
Faktor penting lain yang harus dipertimbangkan adalah bahwa pengetahuan yang diterima dari tubuh-tubuh halus selalu berjubah energi hitam. Hal ini mempengaruhi si penerima secara negatif dalam berbagai cara seperti penurunan kesehatan, kelemahan psikologis, intelek yang tertutup dll Tapi proses ini terjadi begitu pelan sehingga luput dari perhatian orang tersebut, keluarga dan teman-temannya. Jika proses penerimaan pengetahuan ini terus berlanjut untuk beberapa waktu, perlahan-lahan orang tersebut menjadi boneka virtual di tangan tubuh halus tersebut. Tubuh halus dapat berpotensi menggunakan paranormal, media atau peramal dalam berbagai cara, sehingga memajukan kepentingan dari penanaman informasi dari si tubuh halus .
Tapi setelah seseorang mencapai tingkat spiritual 70% dan disebabkan pengetahuan diberikan oleh tubuh-halus positif seperti Saints (Para Suci) dan Orang Bijak dari wilayah halus yang lebih tinggi di atas surga (Swarga) atau pengetahuan diterima melalui media Pikiran dan Akal Budi Semesta (pikiran dan intelek Tuhan), maka tidak ada energi hitam yang menyertai pengetahuan yang diterima tersebut. Di samping itu, setelah mencapai tingkat spiritual 70%, seseorang mulai menerima Pengetahuan Hakiki dari Pikiran dan Akal Budi Semesta. Terdapat berbagai tingkatan untuk memahami aspek negatif dari dimensi spiritual/ halus seperti misalnya hantu (setan, iblis, energi negatif dll), kerasukan setan dan serangan oleh hantu. Dalam hal ini, cukup sering, apa yang dialami oleh orang banyak hanyalah puncak dari gunung es. Sedangkan pada tingkat pencapaian spiritual lebih dari 90% maka seseorang dapat melihat keseluruhan spektrum dari dimensi spiritual/ halus.
Mohon mengacu ke artikel tentang kedalaman dari kemampuan untuk merasakan aktivitas paranormal dengan indra keenam kita.
Singkatnya, hanya orang yang telah maju secara spiritual di atas tingkat pencapaian spiritual 70% yang dapat memimpin sebuah tim peneliti spiritual karena mereka dapat secara akurat membedakan apakah pengetahuan yang diterima berasal dari tubuh-halus, hantu atau dari Pikiran dan Akal Budi Semesta.
3. Di manakah penelitian spiritual terutama dilakukan?
Pada dasarnya, penelitian spiritual berarti memperoleh pengetahuan dari Tuhan YME. Hal ini dilakukan dengan bantuan indra keenam seseorang (ESP) yang mendalam. Oleh sebab itu, tidak seperti penelitian ilmiah modern, penelitian spiritual dilakukan di dimensi spiritual dalam keadaan meditasi khusyuk. Pencari dengan indra keenam yang sangat mendalam juga tidak perlu secara khusus duduk dalam keadaan meditasi. Dalam rutinitas nya, mereka dapat memperoleh pengetahuan tersebut dengan hanya berdoa kepada Tuhan YME.
Penelitian spiritual tidak dilakukan di luar diri (tubuh), yaitu tidak dilakukan di laboratorium atau uji coba turun lapangan dalam masyarakat. Sebagai contoh, untuk memastikan apakah sebuah rumah berhantu, seorang pencari spiritual yang melakukan penelitian tidak harus pergi ke rumah tersebut untuk memverifikasi hal itu. Dari tepat di mana pencari tersebut berada, ia dapat memberikan perincian yang akurat tentang hantu yang menghuni rumah itu atau rincian tentang alasan mengapa rumah tersebut dihuni hantu.
4. Bagaimana anda dapat menerapkan sistem persentase pada fenomena spiritual?
Studi tentang dimensi spiritual sama sistematis dan logis nya seperti studi tentang dunia fisik. Dengan demikian, hal tersebut dapat diukur dalam bentuk persentase dll. Persentase ini diperoleh dalam format ‘sudah-tersedia’ dari Pikiran dan Akal Budi Semesta melalui indra keenam dalam suatu keadaan meditasi khusyuk. Persentase tersebut tidak diperoleh melalui metodologi penelitian konvensional.
5. Mengapa studi-studi penelitian lainnya tidak memperoleh kesimpulan yang sama?
Di dalam situs ini, kami telah menyebutkan bagaimana akar penyebab spiritual bertanggung jawab hingga 80% dari seluruh akar penyebab semua permasalahan dalam hidup.
Kebanyakan studi-studi penelitian melakukan penyelidikan tentang dimensi spiritual dan efeknya terhadap manusia dengan alat-alat penelitian yang konvensional. Di sisi lain, SSRF menggunakan media indra keenam yang telah aktif. Menggunakan metodologi penelitian konvensional untuk menjelajahi alam spiritual adalah seperti mencoba untuk mengukur kecerdasan dengan penggaris ukur. Paling-paling, jenis penelitian ini hanya bersifat sebagai pembenaran/ pembuktian semata dibandingkan dengan penelitian secara langsung terhadap penyebab dari fenomena di alam spiritual. Apa yang tidak dikehatui oleh pikiran/ otak, maka pikiran/ otak tidak akan berusaha untuk membenarkan/ mempertegas. Semuapenelitian oleh SSRF yang dilakukan melalui media indra keenam yang aktif tidak menghadapi keterbatasan yang dihadapi oleh metodologi penelitian konvensional. Oleh karena itu kesimpulan dari penelitian lainnya pasti akan berbeda.
Sebagai contoh, ilmu kedokteran mungkin mengaitkan 100% dari gejala nyeri dada sebagai neurosis jantung karena segala sesuatunya tampak normal pada x-ray dan EKG. Penelitian Spiritual mungkin mengaitkan 10% gejala sebagai masalah psikologis tetapi 90% gejalanya terkait dengan hantu yang menghalangi sistem aliran energi spiritual di dalam tubuh.
6. Keuntungan-keuntungan dari metode penelitian spiritual ini
-
Penggunaan bakat manusia yang tepat: Metodologi penelitian modern menghabiskan waktu dan bakat dari banyak individu. Jika kita mahir dalam melakukan penelitian spiritual, maka bakat ini akan digunakan jauh lebih efektif dan produktif di tempat lain. (Biaya yang timbul dengan tidak menggunakan bakat manusia secara efektif dapat dengan mudah mencapai miliaran dolar. Hal ini dapat dicegah dengan menghalangi penyalahgunaan bakat dalam penelitian konvensional.)
-
Uang: Miliaran dolar digunakan untuk mengadakan penelitian. Hal ini tidak akan terjadi jika kita mengadopsi metode penelitian spiritual karena jawaban-jawaban dapat diperoleh dengan segera.
-
Waktu: Beberapa ilmuwan menghabiskan seluruh hidup mereka dalam meneliti suatu topik tertentu. Dengan penelitian spiritual, jawaban yang pasti dapat diperoleh dengan segera.
-
Penelitian berbahaya dapat dihindari: Dalam kegiatan penelitian, banyak dilakukan penelitian yang tidak dikehendaki dan yang berpotensi membahayakan. Penelitian spiritual, karena datang langsung dari Tuhan YME, maka tidak akan membahayakan.
-
Manfaat-manfaat Spiritual: Di dalam penelitian oleh ilmu pengetahuan modern, peneliti membangun ego bahwa ia telah ‘menemukan atau menciptakan sesuatu'. Di dalam penelitian spiritual, ego kita berkurang karena perasaan yang muncul adalah 'Saya memiliki pertanyaan, Tuhan YME yang menjawab nya’. Dengan cara ini, ketika kita semakin dekat dengan Tuhan, maka tidak hanya keimanan dan devosi kita yang meningkat tetapi juga tujuan utama dari hidup, yaitu untuk mengurangi ego. Hal ini sesungguhnya tercapai sebagai hasil sampingan tanpa meminta untuk hal itu.
7. Rangkuman
Mengembangkan kemampuan untuk melakukan penelitian spiritual pada dasarnya berarti mengembangkan kemampuan persepsi dimensi spiritual/ halus kita. Satu-satunya cara untuk mengembangkan kemampuan ini adalah dengan melakukan latihan spiritual. Terdapat banyak pencari Tuhan di dalam Spiritual Science Research Foundation (SSRF) yang memiliki tingkat indra keenam (ESP) mendalam, yang dikembangkan melalui latihan spiritual yang teratur. Melalui situs ini, kami akan menerbitkan materi yang telah diperoleh melalui indra keenam (ESP) tersebut. Kami sungguh-sungguh berdoa bahwa hal tersebut akan membuka pemahaman dunia tentang dimensi spiritual dan alasan-alasan sebenarnya di balik fenomena normal dan aneh yang mempengaruhi kehidupan kita.
Penelitian spiritual berarti berada dalam keadaan persekutuan dengan Tuhan YME. Dengan memiliki indra keenam (ESP) yang mendalam, kita seketika bisa mendapatkan informasi tentang apa yang kita tekadkan untuk dipelajari atau diketahui.