Daftar isi
- 1. Apakah indra keenam (intuisi) itu?
- 2. Bagaimanakah kita merasakan dan memahami dunia yang tak kasat mata itu?
- 3. Persespi indra keenam (intuisi) melalui kelima panca indra non-fisik/ halus
- 4. Bagaimanakah seseorang mengembangkan indra keenam (intuisi) nya?
- 5. indra keenam (intuisi) dan tingkat spiritual
- 6. indra keenam (intuisi)/ ESP dan gender
- 7. Pengalaman-pengalaman spiritual yang melibatkan pikiran non-fisik dan intelek non-fisik
- 7.1 Bagaimanakah orang-orang merasakan/ memahami informasi ini?
- 7.2 Sumber pengetahuan itu
- 7.3 Bagaimana seseorang mengetahui apakah pengetahuan yang diterima berasal dari sumber eksternal atau dari pemikiran-pemikiran bawah sadar sendiri?
- 7.4 Faktor-faktor yang menentukan siapa yang dapat menerima pengetahuan melalui intelek non-fisik/ halus
- 7.5 indra keenam (intuisi), firasat-firasat dan waktu dan ruang
- 7.6 Akurasi pengetahuan yang diterima dari dunia halus
- 8. Penyalahgunaan indra keenam (intuisi)/ ESP
1. Apakah indra keenam (intuisi) itu?
indra keenam (intuisi), atau kemampuan persepsi halus (non-fisik, tak kasat mata), adalah kemampuan kita untuk merasakan dimensi halus/ non-fisik atau dunia tak kasat mata dari malaikat, hantu, surga, dll. Hal ini juga termasuk kemampuan kita untuk memahami penyebab non-fisik dan hubungan sebab akibat dari berbagai peristiwa, yang berada di luar pemahaman intelek (kecerdasan). Persepsi ekstrasensori (ESP), kewaskitaan/ kemampuan meramal, firasat, intuisi sama artinya/ identik dengan indra keenam (intuisi) atau kemampuan persepsi non-fisik. Sepanjang website ini kami menggunakan kata-kata indra keenam (intuisi), ESP dan kemampuan persepsi non-fisik secara bergantian.
2. Bagaimanakah kita merasakan dan memahami dunia yang tak kasat mata itu?
Kita merasakan dunia fana atau kasat mata melalui kelima indra fisik (yaitu penciuman, rasa, penglihatan, sentuhan dan suara), pemikiran kita (perasaan-perasaan kita),dan intelek (kecerdasan) kita (kapasitas dalam mengambil keputusan). Dalam hal dunia tak kasat mata atau dunia halus/ non-fisik, kita merasakannya melalui kelima panca indra halus/ non-fisik, pemikiran non-fisik dan kecerdasan non-fisik – yang lebih dikenal sebagai indra keenam (intuisi) kita. Ketika indra keenam (intuisi) dikembangkan atau diaktifkan, maka hal itu membantu kita untuk mengalami dunia halus/ non-fisik atau dimensi halus. Pengalaman akan dunia non-fisik/ halus ini juga dikenal sebagai ‘pengalaman spiritual’.
Pada gambar di atas, kita melihat seorang wanita yang sedang mencium seikat mawar. Hal ini merupakan sebuah pengalaman karena ada sumber pasti untuk aroma mawar yaitu seikat mawar. Pada gambar lain, kita melihat seorang wanita yang tengah meneguk kopi pagi harinya sambil merenung untuk memulai hari kerjanya. Tiba-tiba dan tanpa sebab yang jelas, ia mendapatkan aroma kayu cendana yang kuat. Dia awalnya menolak hal itu, karena ia tidak bisa melihat dari mana sumber kayu itu berasal dan melanjutkan untuk meminum kopinya. Namun, wewangian tersebut mengkutinya ke tempat kerjanya dan tetap bersamanya sepanjang pagi. Dia bertanya kepada orang lain jika mereka bisa mencium wewangian tersebut, tapi tidak ada seorangpun yang menciumnya. Kejadian ini merupakan pengalaman spiritual. Dalam hal ini, wanita tersebut benar-benar merasakan wewangian yang berasal dari dimensi halus/ non-fisik dan mengalami wewangian tersebut melalui media indra non-fisik penciumannya. Kemampuan untuk merasakan atau mengalami dimensi halus melalui kelima panca indra halus/ non-fisik, pemikiran maupun kecerdasan non-fisik dikenal sebagai indra keenam (intuisi).
3. Persespi indra keenam (intuisi) melalui kelima panca indra non-fisik/ halus
Dunia ini terbuat dari kelima unsur kosmik absolut (panchamahabhoota). Unsur-unsur kosmik ini tidak dapat dilihat tetapi semua ciptaan terbentuk dari unsur-unsur kosmik tersebut. Ketika indra keenam (intuisi) kita menjadi aktif, kita mulai melihat unsur-unsur absolut ini secara bertahap, dimulai dari yang paling kasat mata/ fisik sampai yang paling halus/ non-fisik. Dengan demikian, kita dapat melihat unsur-unsur tersebut dalam urutan Bumi/ Tanah, Air, Api, Udara dan Ether (Dzat) Absolut melalui indra non-fisik penciuman, rasa, penglihatan, sentuhan, dan suara secara berurutan.
Tabel berikut memberikan contoh pengalaman-pengalaman spiritual positif dan negatif yang dapat kita rasakan melalui indra keenam (intuisi) kita, yaitu, melalui perantara panca indra non-fisik.
Ketika seseorang merasakan sesuatu melalui organ indra non-fisik, misalnya penciuman, sumbernya dapat berasal dari energi positif seperti dewa-dewi atau energi negatif seperti hantu.
4. Bagaimanakah seseorang mengembangkan indra keenam (intuisi) nya?
Dunia halus/ non-fisik ada di sekitar kita, namun, kita tidak dapat melihat dunia ini. Meskipun kita tidak dapat merasakan dunia halus, hal itu berdampak pada kehidupan kita secara luas. Untuk dapat menyesuaikan ke dalam dunia ini kita membutuhkan suatu ‘antena spiritual’, yaitu indra keenam (intuisi) kita, yang pada awalnya perlu untuk dibangkitkan. indra keenam (intuisi) kita berkembang ketika kita melakukan praktik spiritual. Dengan melakukan praktik spiritual sesuai dengan enam prinsip dasar Spiritualitas, kita meningkatkan tingkat spiritual kita dan mampu merasakan dan mengalami dunia halus hingga tingkatan yang lebih tinggi.
Hal ini mirip dengan pesawat televisi yang terlihat buram berbintik-bintik hitam dan putih ketika tidak terhubung ke antena. Bahkan meskipun stasiun televisinya memancarkan sinyal-sinyal, pesawat televisi itu tidak bisa menangkap sinyal-sinyal sampai terhubung ke antena. Dengan cara yang sama, dunia halus/ non-fisik dan kehadiran Tuhan, terus-menerus ada di sekitar kita, tetapi kita tidak merasakannya sampai kita mulai melakukan latihan spiritual yang pada gilirannya mengaktifkan indra keenam (intuisi) kita.
Silakan lihat bagian artikel kami tentang latihan spiritual untuk mengembangkan indra keenam (intuisi) atau kemampuan persepsi non-fisik.
Kadang-kadang kita melihat orang yang memiliki kemampuan untuk merasakan dunia halus/ non-fisik dari usia yang sangat muda bahkan meskipun mereka tidak melakukan praktik spiritual. Alasan untuk hal ini adalah bahwa mereka telah mencapai tingkat spiritual yang diperlukan untuk merasakan dunia non-fisik tersebut, melalui praktik spiritual yang dilakukan pada kelahiran lampaunya (kehidupan sebelumnya). Alasan lain mengapa hal ini mungkin terjadi, karena mereka telah dirasuki/ dikuasai oleh hantu (penyihir) sejak kecil. Dalam hal ini, sebenarnya indra keenam (intuisi) penyihir yang muncul.
5. indra keenam (intuisi) dan tingkat spiritual
Ketika tingkat spiritual kita terus meningkat, kita dapat semakin merasakan jangkauan yang lebih besar dari dunia halus/ non-fisik melalui kemampuan persepsi non-fisik kita, yaitu, indra keenam (intuisi) kita. Tabel berikut menunjukkan bagaimana indra keenam (intuisi) kita berkembang dengan peningkatan tingkat kesadaran spiritual.
Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa jumlah maksimal yang dapat dirasakan oleh organ-organ indra non-fisik dicapai pada tingkat spiritual 70%. Oleh karena itu, dengan peningkatan lebih lanjut dalam tingkat spiritual (lebih dari 70%), tidak ada kenaikan lebih lanjut dalam persepsi halus melalui organ-organ panca indra non-fisik. Namun, pemikiran halus/ non-fisik dan kecerdasan halus terus semakin berselaras dengan Pikiran dan Kecerdasan Alam Semesta sampai tingkat kesadaran spiritual 100% tercapai. Tabel di bawah menunjukkan tingkat spiritual minimum yang diperlukan untuk dapat merasakan setiap masing-masing panca indra halus/ non-fisik jika indra keenam (intuisi) seseorang adalah murni sebuah fungsi dari tingkat spiritual. Sebagai contoh, seseorang dapat merasakan indra non-fisik/ halus penciuman pada tingkat spiritual 40%.
Meskipun grafik batang ini berfungsi sebagai panduan untuk menjelaskan hubungan langsung antara tingkat spiritual dan indra keenam (intuisi), adalah penting untuk memperhatikan hal-hal berikut:
- Ketika seseorang memperoleh pengalaman spiritual akan penciuman halus/ non-fisik, tidak berarti bahwa ia telah mencapai tingkat spiritual 40%. Lebih sering daripada tidak, itu adalah kenaikan sesaat atau sementara dalam tingkat atau kemampuan spiritual baik karena latihan spiritual yang intensif seperti mengucapkan dan merepetisiskan Nama Tuhan YME, atau berada dalam perkumpulan dengan Saints (Orang-orang Suci), dll.
- Mungkin ada faktor-faktor lain yang memberikan kontribusi terhadap pengalaman. Misalnya, jika hantu-hantu (setan, iblis, energi negatif, dll.) ingin seseorang untuk mendapatkan bau urin di sekitar rumah dengan tujuan untuk menakut-nakuti orang itu, mereka bisa menggunakan energi spiritual untuk mewujudkannya. Ini terjadi tanpa adanya kenaikan yang diperlukan dalam tingkat spiritual dari orang yang menjadi target.
- Ini bukan berarti bahwa semua orang pada tingkat spiritual 40% selalu akan merasakan penciuman halus/ non-fisik. Tingkat spiritual seseorang adalah fungsi-fungsi gabungan dari banyak atribut; indra keenam (intuisi) hanyalah salah satu dari atribut itu. Lihat artikel tentang tingkat kesadaran spiritual.
- Ini juga bukan berarti bahwa orang-orang dapat merasakan hingga 100% dari semua jenis penciuman halus/ non-fisik yang ada atau bahwa mereka dapat merasakannya sepanjang waktu dan setiap saat.
- Ini juga bukan berarti bahwa seseorang pada tingkat spiritual 40% ke atas tentunya akan merasakan penciuman non-fisik/ halus. Seseorang bisa mencapai Sainthood/Kesucian (yaitu tingkat spiritual 70%) tanpa sekalipun telah merasakan melalui panca indra non-fisik/ halus. Salah satu alasan untuk tidak mendapatkan pengalaman seperti itu bisa jadi bahwa orang tersebut telah mendapat pengalaman-pengalaman ini dalam kehidupan masa lalunya dan mereka tidak memerlukannya saat ini. Bagaimanapun, semua Saints (Orang-orang Suci) memiliki indra keenam (intuisi) yang berkaitan dengan pikiran dan intelek halus/ non-fisik.
Anda juga dapat melihatdari grafik bahwa indra halus/ non-fisik dari sentuhan dan suara hanya dirasakan pada tingkatan-tingkatan spiritual yang lebih tinggi. Alasan untuk ini adalah bahwa mereka lebih halus diantara panca indra non-fisik lainnya .
6. indra keenam (intuisi)/ ESP dan gender
Wanita, pada umumnya, memiliki indra keenam (intuisi) yang lebih kuat daripada pria. Kemampuan persepsi ekstrasensori (ESP) muncul lebih alami pada perempuan dan perempuan lebih mungkin untuk menjadi intuitif daripada pria. Salah satu alasan utama untuk ini adalah bahwa pria lebih berorientasi intelektual dan cenderung lebih ke sisi rasional.
7. Pengalaman-pengalaman spiritual yang melibatkan pikiran non-fisik dan intelek non-fisik
Kadang-kadang seorang mengalami suatu perasaan aneh akan pulang ke rumah ketika melihat sebuah rumah yang sama sekali tidak dikenal, firasat akan terjadinya bencana, atau merasa cinta yang tak terbatas kepada seseorang yang secara umum bertentangan dengan apa yang disukai orang itu. Ini adalah pengalaman-pengalaman melalui pikiran non-fisik/ halus. Kita tidak bisa memahami alasan di balik perasaan-perasaan ini. Kadang-kadang kita mendengar tentang orang-orang yang mendapatkan informasi dari dimensi non-fisik dan yang berbicara dengan makhluk di wilayah-wilayah halus/ non-fisik. Paragraf-paragraf berikut ini akan menjelaskan fenomena ini lebih rinci.
7.1 Bagaimanakah orang-orang merasakan/ memahami informasi ini?
Orang-orang yang menerima pengetahuan dari dimensi non-fisik/ halus umumnya menerimanya dalam tiga cara:
- Dengan membiarkan suatu entitas halus menggunakan tangan mereka untuk menulis pesan entitas tersebut (dikenal sebagai penulisan otomatis)
- Dengan suatu visi/ penglihatan di mana mereka benar-benar dapat melihat kata-kata atau ayat-ayat di depan mata mereka
- Melalui pemikiran-pemikiran
Di antara metode di atas, menerima jawabannya dalam pemikiran-pemikiran adalah yang paling halus di antara ketiga cara.
7.2 Sumber pengetahuan itu
Orang yang menerima pengetahuan dari dimensi non-fisik/ halus menerimanya baik:
- Secara otomatis karena kemampuan mereka untuk masuk ke dalam Pikiran dan Intelek (Kecerdasan) Alam Semesta, atau
- Sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang secara khusus diminta oleh mereka kepada entitas-entitas halus. Mereka mampu melakukan hal ini dengan indra keenam (intuisi) mereka melalui perantara pikiran dan intele knon-fisik/ halus mereka.
Dalam kedua kasus, orang-orang tersebut memahami dimensi non-fisik, tapi hanya orang yang telah berkembang secara spiritual dapat membedakan apakah pengetahuan yang diterima adalah karena cara pertama atau kedua. Dalam kebanyakan kasus, orang tersebut berbicara dengan tubuh-tubuh halus dari berbagai wilayah non-fisik seperti Dunia Nether dan Neraka, dan sangat jarang dengan dewa atau Tuhan, yaitu Pikiran dan Kecerdasan Alam Semesta.
Jenis dan mutu atau tingkat informasi yang diterima tergantung pada tingkat spiritual dari orang yang menerimanya.
Informasi dari sumber-sumber yang lebih rendah:
Informasi yang diterima dari tubuh-tubuh non-fisik/halus yang termasuk dalam wilayah-wilayah lebih rendah, yaitu dari Dunia Nether atau Neraka, sebagian besar bersifat duniawi dan penting hanya untuk bagian terbatas dari dunia dan untuk jangka waktu singkat. Contoh dari ini adalah mendapatkan informasi tentang apakah Presiden Bush akan menyatakan perang terhadap Iran dan jika demikian kapan, atau partai politik manakah yang akan mencapai kekuasaan di negara tertentu.
Informasi yang diterima oleh Nostradamus adalah contoh dari kategori ini. Nostradamus, dirinya sendiri pada tingkat spiritual 50%, menerima informasi dari tubuh non-fisik/ halus pada tingkat spiritual 40%. Banyak perantara-perantara jatuh dalam kategori ini dalam hal menerima pengetahuan. Suatu tubuh non-fisik/ halus dengan tingkat 40% spiritual dapat menerima pengetahuan yang berada di luar batasannya dari tubuh-tubuh non-fisik dengan tingkat lebih tinggi. Juga, tubuh-tubuh non-fisik dari tingkat yang sama atau sedikit lebih tinggi yang memiliki pengetahuan yang diperlukan, mungkin dapat menyampaikannya. Ini seperti seorang tukang batu meminta pengetahuan tentang arsitektur atau pertukangan dari orang lain. |
Informasi dari sumber-sumber yang lebih tinggi:
Pengetahuan yang diterima dari tubuh-tubuh non-fisik/ halus dari daerah yang lebih tinggi seperti Mahalok (melebihi Surga) ke atas, bersifat spiritual. Pengetahuan yang diperoleh semakin bersifat tentang kebutuhan universal dan langgeng pentingnya dari segi rentang waktu berabad-abad. Menerima pengetahuan keTuhanan dari Pikiran dan Intelek Alam Semesta (yaitu aspek-aspek pikiran dan intelek Tuhan) merupakan jenis yang tertinggi. Seperti terlihat pada gambar di atas, hanya mungkin bagi Saints/ Orang-orang Suci untuk menerima pengetahuan ini. Contoh dari hal ini adalah penerimaan dari pengetahuan yang terkandung dalam Veda Suci oleh Sages/ Orang-orang Bijak dari India kuno (Bharat).
Untuk memastikan dengan benar sumber pengetahuan atau akurasinya, diharuskan dari seseorang dengan tingkat spiritual yang sangat tinggi yaitu Saint/ Orang Suci 90% ke atas.
Untuk informasi lebih lanjut tentang semua alam-alam dan wilayah-wilayah non-fisik/ halus silakan baca artikel ‘Ke mana seseorang pergi setelah kematian fisik?’.
7.3 Bagaimana seseorang mengetahui apakah pengetahuan yang diterima berasal dari sumber eksternal atau dari pemikiran-pemikiran bawah sadar sendiri?
Terdapat beberapa petunjuk yang menyarankan bahwa pengetahuan yang diterima berasal dari sumber eksternal dan bukan dari imajinasi sendiri.
- Apabila isi dari pengetahuan tersebut sama sekali asing terhadap bidang pengetahuan si penerima. Sebagai contoh, ada seorang pencari Tuhan yang nyaris tidak sekolah sampai SMA namun menerima pengetahuan diagram-diagram kompleks mesin.
- Kuantitas pengetahuan yang dikumpulkan adalah indikator lain. Seorang pencari Tuhan dari Yayasan Penelitian Ilmu Spiritual (SSRF) telah menerima Ilmu keTuhanan dari dimensi non-fisik/ halus sejak 28 Oktober 2003. Setiap hari ia menerima lebih dari 15 – 20 halaman pengetahuan ukuran A4. Pengetahuan spiritual inisekarang sedang dianalisa dan dikategorikan untuk kepentingan umat manusia.
7.4 Faktor-faktor yang menentukan siapa yang dapat menerima pengetahuan melalui intelek non-fisik/ halus
Ada suatu kombinasi dari faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan siapa yang dapat menerima pengetahuan dari non-fisik/ halus. Tingkat spiritual seseorang adalah salah satu faktor kunci dalam menentukan siapa yang menerima pengetahuan dari non-fisik/ halus. Selain tingkat spiritual, faktor-faktor yang menentukan dalam memperoleh pengalaman spiritual dengan tingkat lebih tinggi, seperti menerima pengetahuan adalah:
- Motivasi dan hasrat keinginankuat dari orang tersebut
- Kepentingan untuk misi Tuhan
- Tekad dan berkat-berkat dari Guru (spiritual master dan pembimbing yang melebihi tingkat spiritual 70%)
- Takdir orang tersebut
Perlu dicatat bahwa jika seseorang pada tingkat spiritual yang lebih tinggi tertarik dalam memperoleh pengetahuan yang bersifat lebih rendah, misalnya berkaitan tentang kejadian sehari-hari di Bumi, meskipun dia sebenarnya mampu menerima pengetahuan dari tubuh-tubuh non-fisik/ halus dengan tingkatan lebih tinggi, dia hanya akan menerima pengetahuan seperti itu dari tubuh-tubuh halus dengan tingkatan lebih rendah. Sebaliknya, jika seseorang pada tingkat spiritual yang relatif lebih rendah, misalnya 50%, memiliki motivasi yang mendalam untuk mempelajari prinsip-prinsip yang lebih tinggi dari ilmu-ilmu pengetahuan spiritual, dia akan menerima pengetahuan dari tubuh-tubuh non-fisik/ halus yang lebih tinggi atau tubuh-tubuh non-fisik/ halus dari wilayah yang lebih tinggi, terutama jika diberkati oleh Guru.
7.5 indra keenam (intuisi), firasat-firasat dan waktu dan ruang
Kadang-kadang orang memiliki firasat-firasat tentang hal-hal yang akan terjadi, atau sebuah perasaan tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Hal ini dimungkinkan dalam dua cara:
- Melalui tubuh-tubuh non-fisik/halus: Firasat (informasi) telah dimasukkan ke dalam pikiranbawah sadar mereka oleh tubuh-tubuh non-fisik. Dalam kebanyakan kasus, tubuh-tubuh non-fisik atau entitas adalah hantu-hantu dari Wilayah Nether atau Neraka. Tubuh-Tubuh non-fisik ini dalam beberapa hal memiliki kemampuan untuk melihat lintas waktu. Jika mereka sendiri tidak memiliki kemampuan ini, mereka mendapatkan informasi itu dari hantu-hantu tingkat tinggi seperti penyihir yang memiliki kemampuan ini.
- Mengakses Pikiran dan Kecerdasan Alam Semesta: Ada tujuh lapisan pada Pikiran dan Intelek Alam Semsta. Tergantung pada tingkatan indra keenam (intuisi) seseorang, seorang mungkin dapat memasuki lapisan yang lebih rendah atau lebih tinggi dari Pikiran dan Intelek Alam Semseta.
Dalam hampir semua hal tentang firasat (sebuah peringatan awal dari masa depan), kewaskitaan/ meramal (informasi diterima dari tempat yang jauh) dan prekognisi (informasi diterima dari waktu yang jauh), informasi tersebut diterima dari tubuh-tubuh non-fisik/ halus dan tidak melalui kemampuan seseorang untuk mengakses Pikiran dan Intelek Alam Semesta. Kerugian yang dapat disebabkan tubuh-tubuh non-fisik dijelaskan dalam bagian berikutnya.
7.6 Akurasi pengetahuan yang diterima dari dunia halus
Seseorang umumnya menerima pengetahuan dari tubuh-tubuh non-fisik/ halus dengan tingkat spiritual yang sama dengan orang itu, dan akurasi dan mutu pengetahuan yang diterima juga sama. Untuk memahami konsep ini, pertimbangkan skala 0 sampai 100%, dimana tidak adanya pengetahuan adalah 0%. Pengetahuan terendah yang dapat dipahami oleh intelek adalah 1% dan yang tersedia dari Intelek/ kecerdasan Alam Semesta adalah 100%.
- Seseorang pada tingkat spiritual dari 40% umumnya menerima pengetahuan dari tubuh non-fisik dari tingkat spiritual yang sama yaitu 40%, namun akurasinya juga 40% dan mutu pengetahuan ini juga 40%.
- Hingga tingkat spiritual 70%, penerimaan pengetahuan lebih mungkin berasal dari hantu-hantu (setan, iblis, energi negatif, dll) dan karena itu disertai dengan proporsi energi hitam. Mereka yang tidak menyadari mekanisme-mekanisme penerimaan pengetahuan mungkin mengabaikan aspek ini dan karenanya percaya membabi-buta secara implisit/ tak langsung pada semua pengetahuan yang diterima. Jika pengetahuan tersebut diterima melalui tubuh-tubuh non-fisik, ada kemungkinan kuat bahwa itu mungkin sebagian atau seluruhnya tidak benar. Tubuh halus biasanya memberikan beberapa pengetahuan yang benar di awal untuk mengumpulkan keyakinan. Setelah ini dicapai, mereka terus memberikan berbagai tingkat informasi yang salah atau menyesatkan.Faktor lain yang penting untuk dipertimbangkan seseorang adalah bahwa pengetahuan yang diterima dari tubuh non-fisik selalu diselimuti energi hitam. Hal ini berdampak buruk pada penerima dalam berbagai cara seperti kesehatan yang mulai memburuk, kelemahan psikologis, intelek yang tidak jernih, dll. Tapi proses ini sangat bertahap sehingga lolos dari perhatian orang itu dan keluarga dan temannya. Jika proses penerimaan pengetahuan dilanjutkan terus untuk beberapa waktu, perlahan-lahan orang tersebut menjadi boneka maya di tangan tubuh non-fisik untuk digunakan dalam berbagai cara untuk melanjutkan kepentingan-kepentingan tubuh non-fisik itu.
- Tapi setelah tingkat spiritual 70%, pengetahuan diberikan oleh tubuh-tubuh halus positif seperti Saint/ orang Suci dan Sage/ orang Bijak di wilayah lebih tinggi di atas Surga, atau diterima melalui media dari Pikiran dan Intelek Alam Semesta, dan tidak ada energi hitam yang menyertai pengetahuan tersebut.
- Setelah mencapai tingkat spiritual 70%, seseorang mulai menerima Pengetahuan Absolute/ Lengkap dari Pikiran dan Intelek Alam Semesta.
Ada berbagai tingkatan dalam memahami aspek negatif dari dimensi non-fisik seperti hantu (setan, iblis, energi negatif, dll.), kerasukan setan dan serangan oleh hantu. Cukup sering, apa yang orang dapat alami hanyalah puncak dari gunung es. Hanya pada tingkat spiritual lebih dari 90% seseorang dapat melihat spektrum dimensi non-fisik/ halus secara menyeluruh.
Silakan lihat artikel tentang dalamnya kemampuan untuk merasakan aktivitas paranormal dengan indra keenam (intuisi) kita.
8. Penyalahgunaan indra keenam (intuisi)/ ESP
indra keenam (intuisi) seharusnya hanya digunakanuntuk pertumbuhan spiritual ke arah merealisasikan Tuhan, yang merupakan paling pokok dalampertumbuhan spiritual. Dari perspektif spiritual murni, dianggap penyalahgunaan ketika indra keenam (intuisi) digunakan untuk hal lain, seperti hal-hal duniawi. Dengan kata lain, jika seorang paranormal menggunakan kemampuan psikis/ batinnya untuk mengetahui apakah seseorang akan menikah atau mendapatkan pekerjaan, itu dianggap penyalahgunaan dari perspektif/ sudut pandang spiritual.
Ketika indra keenam (intuisi) (ESP) disalahgunakan oleh seorang paranormal, seiring berjalannya waktu dua hal terjadi:
- Mereka kehilangan kemampuan mereka. Hal ini biasanya terjadi selama periode 30 tahun.
- Mereka menjadi target bagi penyihir-penyihir dengan kekuatan spiritual yang lebih tinggi. Ahli-ahli sihir awalnya memberikan beberapa informasi asli, cukup untuk mendapatkan keyakinan orang tersebut. Namun, mereka kemudian menyesatkan mereka dan orang-orang yang mereka bimbing. Dalam kasus tersebut, kemampuan paranormal mereka berlangsung lebih lama dan mungkin bahkan kelihatannya telah meningkat dengan stabil. Tapi kemampuan paranormal ini tidak berdasarkan kemampuan orang tersebut tetapi karena penyihir yang membimbing paranormal tersebut.Dalam kasus tersebut, karunia langka indra keenam (intuisi) yang tersedia untuk orang itu yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk merealisasikan Tuhan terbuang pada hal-hal kecil.
- Apakah yang dimaksud gambar berdasarkan pengetahuan dimensi spiritual?
- Apakah hantu itu dan bagaimana orang menjadi hantu?
- Siapakah Saint (Orang Suci) itu?
- Apakah tingkat kesadaran spiritual itu?
- Apa yang dapat saya lakukan untuk memulai perjalanan spiritual saya?
- Tahapan-tahapan dalam kemampuan seseorang untuk merasakan dimensi spiritual